Kenali Bahaya Batuk Rejan (Pertusis) Atau Batuk 100 Hari dan Cara Penanganannya

Gejala batuk yang khas tersebut biasanya terjadi pada masa kanak-kanak. Pada bayi dengan usia kurang dari 6 bulan, suara melengking jarang ditemukan. Gejala yang lebih spesifik biasanya diketahui dengan penurunan berat badan. Akakan tetapi, bayi pada usia inilah yang justru lebih rentan mengalami komplikasi pertusis yang serius sehingga pada umumnya bayi yang menderita batuk jenis ini akan membutuhkan perawatan intensif di rumah sakit.

Sementara bila terjadi pada orang dewasa, batuk 100 hari biasanya hanyalah berupa batuk kering dengan napas yang melengking dan terasa begitu berat. Umumnya, batuk ini akan sembuh dalam 6-8 minggu, meskipun si penderita sebelumnya telah mendapatkan pengobatan berupa antibiotik. Akan tetapi demikian, pada sebagian kasus, batuk pertussis masa berlangsungnya bisa mencapai 3 bulan atau lebih, dari sinilah batuk ini sering disebut dengan batuk 100 hari.

Secara umum, gejala dari pertusis terbagi kedalam 3 tahapan, dimana 2 tahapan yang pertama merupakan periode yang amat menular. Adapun gejala ini akan mulai dirasakan antara 7-21 hari setelah bakteri Bordetella pertussis masuk kebagian saluran pernapasan. Nah, untuk mengetahui perkembangan batuk rejan dalam 3 tahapan, mari kita simak dibawah ini.

Tahapan yang Pertama (Masa Berlangsungnya 1-1 Minggu)

Pada tahapan ini atau yang sering juga disebut dengan masa gejala awal, akan muncul beberapa gejala ringan yang menyerang tubuh anda, seperti halnya hidung tersumbat dan berair, mata berair, radang dibagian tenggorokan, batuk ringan, bersin-bersin sampai demam. Pada tahap inilah si penderita bisa beresiko menularkan pertusis pada orang lain yang ada disekitarnya.

Tahapan Kedua (Masa Berlangsungnya 1-6 Minggu atau Lebih)

Tahapan kedua atau yang juga biasanya disebut dengan masa paroksismal merupakan tahapan yang ditandai dengan mulai membaiknya gejala-gejala flu yang dirasakan. Akan tetapi, disamping itu batuk yang dirasakan justru semakin bertambah parah dan tak lagi dapat dikendalikan. Nah, pada tahapan inilah batuk yang keras dan kesulitan menarik napas panjang mulai terjadi. Usai serangan batuk, biasanya si penderita mengalami muntah (yang mana kondisi ini lebih umum terjadi pada anak-anak) serta tubuh mereka biasanya cenderung mengalami kelelahan.

Tahapan Ketiga

Pada tahapan ini, penderita sudah tak menularkan bakteriya. Selama masa ini, batuk akan secara bertahap menjadi berkurang dibandingkan pada masa sebelumnya dan kondisinya sudah tak lagi separah sebelumnya. Pada tahapan ini, bisa disebut sebagai tahapan penyembuhan dan masa berlangsugnya sekitar 2 bulan lebih atau tergantung dari pengobatan.

Nah, beberapa kondisi diatas adalah kondisi yang pada umumnya dirasakan oleh si penderita batuk rejan. Beberapa gejala diatas umum dirasakan terutama pada anak-anak dan bayi. Ketika menyerang si buah hati, kondisi ini tentu akan lebih beresiko. Untuk itu, bila beberapa kondisi ini terlihat pada si kecil, maka segera bawa ia ke dokter untuk mendapatkan penanganan medis.

Kapan Harus Membawa Anak Ke Dokter?

  • Tubuh menjadi memerah atau membiru.
  • Anda atau anak kesulitan untuk bernapas.
  • Anda atau anak mengalami komplikasi serius, seperti kejang atau pneumonia.
  • Bayi berusia 0-6 bulan terlihat sangat tidak sehat.
  • Mengeluarkan bunyi saat menarik napas.
  • Muntah akibat batuk rejan yang parah.

Lalu Apakah Penyebab Dari Batuk Rejan Itu Sendiri?

Seperti halnya diatas disebutkan bahwa penyebab utama dari penyakit batuk yang satu ini adalah adanya infeksi bakteri yang dikenal dengan bakteri Bordetella pertussis yang menyebar melalui udara ketika seorang penderita batuk rejan bersin atau pada saat mereka batuk.

Bakteri jenis ini masuk dan kemudian menyerang dinding dari trakea dan bronkus.

Pembengkakan yang terjadi dibagian saluran udara merupakan salah satu cara tubuh memberikan respon terjadap infeksi yang disebabkan oleh bakteri. Membengkaknya saluran ini akan dapat membuat si penderita harus menarik napas dengan kuat melalui mulut sebab pada kondisi ini mereka akan cenderung mengalami kesulitan bernapas. Hasil tarikan napas yang kuat inilah yang pada akhirnya bisa menumbulkan bunyi dengkingan (whoop) yang terdengar cukup panjang.

Adapun cara lain yang dapat dilakukan oleh tubuh ketika adanya infeksi dibagian dinding saluran udara adalah dengan memperoduksi lebdir yang kental. Dengan begini tubuh akan memancing si penderita batuk rejan untuk coba mengeluarkan lendir kental tersebut.

Lalu Apa Bahaya atau Komplikasi dari Pertusis?

Ketika kondisi pertussis menyerang anak-anak, inilah hal yang paling dikhawatirkan dan menjadi mimpi buruk setiap orangtua. Pada kasus penyakit ini, bayi berada pada kondisi resiko paling tinggi terjadi komplikasi yang palig serius. Nah, untuk mengetahui bahaya dan komplikasi pertusis atau batuk rejan simak beberapa hal dibawah ini.

Penyakit Pertusis Dapat Menyebabkan:

  • Kerusakan otak
  • Kejang
  • Pneumonia (di lebih dari 1/20 anak)
  • Kematian

Sementara itu, pada seseorang yang memiliki masalah dengan sistem imunitas dalam tubuhnya, maka akan sulit untuknya dalam memerangi infeksi bakteri tersebut. Adapun komplikasi yang terjadi dapat berupa:

  • Pneumonia
  • Masalah pernapasan yang parah
  • Peningkatan nyeri angina
  • Patah tulang rusuk
  • Penurunan berat badan akibat muntah

Cara Mengobati Pertusis

Mungkin banyak diantara anda yang bertanya bagaimana cara mengobati batuk rejan atau batuk 100 hari yang dialami saat ini. Nah, sebagai gambaran berikut ini adalah pengobatan yang bisa dilakukan untuk mengobati pertusis atau batuk rejan.

  • Batuk jenis ini dapat diobati dengan menggunakan antibiotik
  • Konsumsi antibiotik sesuai dengan resep yang diberikan oleh dokter dan pastikan bila anda menghabiskan obat tersebut
  • Tanpa konsumsi antibotik, penderita akan dapat menularkan penyakitnya selama 3 minggu awal dari timbulnya gejala pada si penderita
  • Seorang penderita tidak akan menularkan bakteri pertusis setelah mengkonsumsi antibiotik yang tepat selama 5 hari
  • Bila konsumsi antibiotik memberikan efek samping bermasalah untuk tubuh, segera hubungi dokter.
  • Selain itu, diperlukan obat yang dapat membantu meredakan atau memulihkan batuk yang dirasakan.

Demikian penjelasan mengenai penyakit batuk rejan yang berbahaya. Semoga bermanfaat untuk anda.

Pages ( 2 of 2 ): « Sebelumnya1 2

Tinggalkan komentar

Show Buttons
Hide Buttons