Kenali Bahaya Batuk Rejan (Pertusis) Atau Batuk 100 Hari dan Cara Penanganannya

Mendengar si buah hati atau orang-orang tersayang yang ada disekeliling kita, dibuat kepayahan oleh batuk, tentu akan membuat kita merasa khawatir.

Apalagi bila kondisi ini terus-terusan berlanjut dalam jangka waktu yang begitu lama. Sudah pasti kita yang sehat akan dibuat panik dan merasa tak tega dengan orang upaya yang dilakukan oleh orang yang kita sayangi dalam menghadapi batuk yang membuat mereka begitu kepayahan.

Jangankan untuk bisa melihat tawa diwajah mereka, untuk melihat mereka bisa tertidur dengan nyaman saja, rasanya sudah menjadi hal yang langka tatkala serangan batuk yang “mengkhawatirkan” menyerangnya.

Nah, dengan melihat kondisi ini tentu kita ingin segera mencari solusi guna meredakan batuk yang dialami oleh mereka.

Cara terbaik untuk mengobati penyakit adalah dengan datang ke ahlinya. Bukan pada tabib, orang pintar atau pengobatan alternatif, pengobatan terbaik adalah didapatkan dari dokter guna mendapatkan penanganan medis yang tepat dengan segera.

Nah, bila anda sudah membawa serta keluarga atau si penderita batuk ke dokter dan rupanya dokter mendiagnosa mereka menderita batuk rejan. Maka, penting sekali anda ketahui terlebih dahulu apa itu batuk rejan. Namun demikian, biasanya dokter yang telah mendiagnosa pasien dengan sebuah penyakit akan langsung memberikan tindakan medis yang sesuai.

Namun, mengetahui seperti apa batuk rejan, gejala dan penangannya sendiri menjadi hal penting untuk berjaga-jaga bila orang, saudara atau tetangga anda mengalami beberapa gejala serupa. Sehingga demikian anda akan dapat menentukan tindakan pertolongan pertama yang seperti apa yang dapat anda lakukan.

Untuk mengetahui apakah itu pengertian batuk rejan, gejala, penyebab dan cara penanganannya. Maka artikel ini akan menjelaskan pada anda secara terperinci.

Apa Itu Batuk Rejan?

Batuk rejan adalah istilah bahasa Indonesia yang menggambarkan batuk serupa dengan suara “rejan”. Dalam istilah medis, kondisi batuk ini disebut dengan pertusis, yakni sebuah kondisi kesehatan dimana bagia paru-paru dan saluran pernapasan mengalami infeksi akibat adanya bakteri. Kondisi seperti ini sifatnya dapat menular dan penularannya terbilah amat mudah.

Batuk rejan sempat dianggap sebagai penyakit anak-anak ketika vaksin partusis belum ditemukan. Akan tetapi demikian, batuk jenis ini pun sebenarnya bisa diderita oleh orang dewasa, hanya saja penyakit ini ancaman bisa lebih besar terjadi pada anak-anak dan lansia, khususnya untuk bayi yang belum cukup umur mendapatkan vaksin pertusis. Ancaman terburuk dari penyakit yang satu ini akibatnya bisa sangat fatal bahkan nyawa bisa menjadi taruhannya.

Adapun bakteri yang menyebabkan kondisi seperti ini terjadi adalah baktri jenis Bordetella pertussis.

Selain itu, penyakit batuk rejan pun dikenal dengan sebutan batuk 100 hari, karena memang gejala batuk ini waktu berlangsungnya panjang dan butuh waktu yang lama untuk dapat sembuh dari penyakit ini, walaupun demikian waktu berlangsungnya penyakit ini tidak benar-benar pas selama 100 hari.

Batuk rejan adalah peyakit batuk yang diakibatkan oleh bakteri Brodetella pertussis yang sifatnya mudah menular dan menyebar melalui batuk yang dapat menular dari segala usia. Adapun penyebaran bakteri penyebab batuk ini bisa tersebar melalui tetesan di udara ketika seseorang yang terinfeksi menghembuskan batuk atau bersin. Artinya seseorang yang sehat bisa tertular dengan penyakit batuk 100 hari dengan melalui kontak langsung dengan cairan hidung atau mulut dari seorang penderita.

bahaya batuk rejan

Gejala Penyakit Batuk Rejan

Penyakit yang satu ini memiliki tanda atau ciri rentetan batuk yang keras dan terjadi secara terus menerus yang diawali dengan tarikan napas yang panjang lewat mulut seperti bunyi “whoop”. Pada saat batuk, muka akan terlihat seperti kemerahan, saking kuatnya batuk yang dihembuskan, maka akan terjadi kesulitan mengambil napas pada saat periode batuk, sehingga ketika menghambil napas akan terdengar bunyi yang melengking. Sehingga dalam bahasa Inggris kondisi batuk ini disebut dengan “whooping cough”. Pada kondisi umum, penderita yang mengalami batuk rejan akan mengalami muntah pada akhir batuknya.

Batuk rejan bisa membuat si penderitanya kekurangan oksigen dalam darahnya. Selainn itu, dapat pula terjadi komplikasi, misalnya seperti pneumonia. Bahkan penderita batuk jenis ini bisa secara tidak sengaja melukai tulang rusuk mereka karena hembusan batuk yang terlalu keras.

Pages ( 1 of 2 ): 1 2Berikutnya »

Tinggalkan komentar

Show Buttons
Hide Buttons