Darah Tinggi Saat Hamil | Kenali Penyebab dan Cara Mengatasi nya!

Ibu hamil diharuskan untuk lebih hati-hati mengenai kesehatan nya. Tak sedikit kemungkinan gangguan yang mungkin terjadi saat hamil. Seperti salah satu gangguan yang kerap terjadi adalah darah tinggi saat hamil. Hipertensi atau darah tinggi saat hamil tidak selalu menyebabkan suatu hal yang berbahaya, akan tetapi tidak menutup kemungkinan juga untuk bisa terjadi.

Darah Tinggi Saat Hamil

Jika darah tinggi terjadi saat hamil dan tidak diobati secara cepat, ini dapat meningkatkan resiko komplikasi. Salah satu resiko yang dapat terjadi yaitu preeklampsia. Maka dari itu, penting untuk ibu hamil mengetahui cara mengatasi darah tinggi saat hamil. Ada beberapa macam jenis hipertensi dalam kehamilan yang mungkin terjadi.

Apa saja jenis-jenis Hipertensi Dalam Kehamilan?

Tekanan darah tinggi mampu menyerang wanita sebelum hamil maupun selama hamil. Ibu hamil yang mempunyai tekanan darah tinggi semenjak hamil maupun sebelumnya, perlu mendapat penanganan khusus dari dokter. Berikut beberapa jenis hipertensi dalam kehamilan.

  • Hipertensi Gestasional. Hipertensi gestasional terjadi saat usia kehamilan setelah 20 minggu. Tidak terdapat protein dalam urin maupun tanda-tanda rusaknya organ. Beberapa wanita hamil yang mengalami hipertensi jenis ini, menyebabkan preeklampsia di kemudian hari.
  • Hipertensi Kronik. Hipertensi kronik terjadi sebelum hamil atau sebelum usia kehamilan 20 minggu. Hipertensi jenis ini tidak memiliki gejala yang spesifik. Ini memungkinkan akan sulit nya diketahui secara dini.
  • Hipertensi kronik dengan Preeklampsia. Hipertensi jenis ini dapat terjadi pada wanita yang mempunyai tekanan darah tinggi sebelum hamil. Tekanan darah tinggi ini kemudian memburuk bahkan di temukan protein urin. Ataupun komplikasi kesehatan lainnya yang terjadi selama kehamilan.
  • Pada beberapa kasus, hipertensi gestasional atau hipertensi kronik dapat berubah menjadi preeklampsia. Preeklampsia adalah komplikasi dalam kehamilan yang ditandai dengan tekanan darah yang tinggi. Serta kerusakan pada organ lain. Hipertensi jenis ini biasanya terjadi setelah usia kehamilan 20 minggu. Jika tidak mendapatkan pengobatan secara cepat, dapat menyebabkan gangguan yang serius. Tentunya bagi ibu dan janin yang dikandungnya.

Dampak Tekanan Darah Tinggi saat hamil

Darah tinggi yang terjadi dalam kehamilan akan berdampak buruk bagi kesehatan ibu maupun janin. Lantas apa saja dampak dari tingginya tekanan darah pada ibu hamil? Berikut rangkuman nya.

  • Aliran darah ke plasenta berkurang. Jika plasenta tidak mendapat asupan darah secara cukup, maka bayi akan kekurangan oksigen serta nutrisi. Akibat dari kondisi ini, pertumbuhan bayi akan lambat, resiko lahir prematur bahkan berat badan lahir rendah.
  • Solusio Plasenta. Preeklampsia akan meningkatkan terjadinya resiko solusio plasenta. Solusio plasenta adalah kondisi lepasnya plasenta dari dinding rahim pada waktu sebelum persalinan. Kejadian yang berat ini mampu menyebabkan perdarahan yang hebat, serta kerusakan plasenta. Ini dapat mengancam keselamatan pada ibu dan bayi.
  • Kelahiran prematur. Dikarenakan alasan medis, kelahiran bayi prematur perlu dilakukan untuk cegah komplikasi yang mampu mengancam nyawa.
  • Penyakit Kardiovaskular. Preeklampsia mampu meningkatkan resiko penyakit jantung serta pembuluh darah. Resiko tersebut akan lebih besar bagi wanita hamil yang pernah mengalami preeklampsia sebelumnya. Juga pernah mengalami persalinan prematur sebelumnya. Untuk meminimal kan resiko kejadian ini, coba untuk menjaga berat badan yang ideal.

Apa yang menyebabkan tingginya tekanan darah saat hamil?

Kemungkinan penyebab dari terjadinya tekanan darah tinggi saat hamil yaitu sebagai berikut.

  • Kelebihan berat badan ibu hamil
  • Kurang bergerak/berolahraga
  • Kebiasaan merokok
  • Kehamilan pertama
  • Riwayat keluarga dengan hipertensi selama hamil
  • Hamil gemeli/kembar
  • Hamil diatas usia 40 tahun

Gejala Preeklampsia pada Ibu hamil

Preeklampsia kadang muncul dengan tanpa gejala. Tekanan darah yang tinggi sebagai gejala ini mungkin datang secara perlahan, namun lebih sering tiba-tiba. Anda harus pastikan untuk selalu memantau tekanan darah selama kehamilan. Kisaran abnormal tekanan darah saat hamil berada pada 140/90 mmHg atau bahkan lebih. Gejala-gejala preeklampsia yang mungkin terjadi lainnya yaitu sebagai berikut.

gejala preeklampsia

  • Adanya protein urin atau tanda-tanda gangguan pada ginjal
  • Sakit kepala yang parah
  • Gangguan penglihatan sementara, sensitif terhadap cahaya
  • Nyeri perut bagian atas
  • Mual dan muntah
  • Penurunan jumlah urin
  • Gangguan pada fungsi hati
  • Sesak nafas disebabkan adanya cairan di dalam paru

Cara Mengatasi Darah Tinggi Saat Hamil

Jika hal tersebut terjadi pada diri anda, jangan panik. Gangguan ini cukup terbilang mudah untuk dicegah dan diatasi. Hal yang pertama harus dilakukan adalah pastikan bahwa tekanan darah anda benar terlalu tinggi. Dengan begitu, cara selanjutnya dapat ditentukan supaya kita dapat mengobatinya. Berikut beberapa cara untuk mengatasi darah tinggi saat hamil.

Rutin periksa kesehatan selama hamil

Anda harus memeriksakan kesehatan secara rutin. Pastikan untuk selalu buat janji temu dengan dokter kandungan setiap bulan nya. Konsultasikan obat yang dikonsumsi serta dosisnya. Jangan mengkonsumsi obat apapun selain obat yang diberikan ole dokter kandungan.

Pantau kondisi tubuh

Anda juga harus selalu memastikan kondisi tubuh anda. Lakukan pemantauan tekanan darah dirumah dengan alat bantu. Jika terdeteksi adanya tekanan darah yang lebih tinggi dari biasanya, segera periksakan ke dokter.

Konsumsi makanan yang sehat

Asupan nutrisi dari makanan termasuk salah satu faktor yang mempengaruhi tekanan darah seseorang. Beberapa hal yang harus diperhatikan saat hamil, adalah tidak mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung garam. Perbanyak konsumsi sayur dan buah. Dengan begitu, tekanan darah akan terjaga.

Olahraga secara rutin

rutin berolahraga saat hamil

Pages ( 1 of 2 ): 1 2Berikutnya »

Tinggalkan komentar

Show Buttons
Hide Buttons