Ketahui Kenapa Remaja Suka Berontak dan Cara Menghadapinya

Sewaktu anak-anak kita masih balita dan seringkali rewel dengan segala hal, sesekali kita bertanya dan berharap kapan si anak besar dan ingin buah hati kita agar cepat besar. Kemudian waktu berjalan dengan begitu cepat, dan sebelum anda sadari, rupanya si anak tersebut sudah bukan balita lagi.

menghadapi remaja yang suka berontak

Kini mereka sudah mulai masuk TK, sekolah dasar, SMP dan tiba-tiba kini buah hati kecil kita yang dulunya selalu rewel dan seringkali merengek bila jauh bersama kita sudah tumbu menjadi seorang remaja. Mereka kini bukan lagi anak kecil yang penurut. Mereka sudah mulai suka membantah, melawan, lebih banyak menghabiskan waktu bersama dengan teman-temannya daripada dirumah bersama dengan keluarga, bahkan kini saat keinginannya tidak bisa terpenuhi si anak akan berontak dan melakukan tindakan tak terduga yang terkadang membuat orangtua sakit hati.

Ya, anak remaja ibaratkan sebuah pisau, mereka memiliki dua sisi yang berbeda dan bertolak belakang. Di satu sisi mereka adalah anak-anak manis yang selalu mendambakan perhatian, ingin dimanjakan, ingin dihargai dan juga ingin diterima keberadaannya.

Akan tetapi, di sisi lain, mereka juga adalah sosok pemberontak cilik yang suka melawan, semau gue, egois dan seringkali senang mencari-cari perkara dengan banyak mempertanyakan kebijakan dan aturan yang sudah ditetapkan dalam keluarga, sehingga tak jarang pada akhirnya perasaan orangtualah yang terluka.

Akan tetapi, sesungguhnya kita pun sebagai orangtua tidak bisa sepenuhnya menyalahkan mereka. Gejolak hormon yang mendorong pertumbuhan anak remaja memegang peranan yang begitu penting dalam setiap perubahan tingkah laku dalam diri seorang anak remaja. Selain itu, mereka pun merasa bahwa diri mereka bukan lagi anak kecil yang karena itu mereka ingin membuktikannya dengan tingkah laku dan perbuatan mereka.

Akan tetapi, sejauh mana orangtua dapat mengatasi tantangan ini dan bagaimana anda dapat “menaklukannya” akan tergantung pada sikap kita sebagai orangtuanya. Nah, untuk mengetahui beberapa penyebab pemberontakan yang seringkali dilakukan oleh anak remaja, mari kita simak beberapa hal berikut ini.

Penyebab Anak Remaja Sering Berontak

Ingin Menunjukan Jati Diri

Anggapan “dewasa” pada diri anak-anak remaja membuat mereka terkadang merasa risih terus menerus diremehkan dianggap seperti anak-anak lain. Hal inilah yang membuat mereka ingin menunjukan pada anda bahwa mereka bisa melakukannya sendiri. Dalam hal ini, sesungguhnya predikat “berontak” terdengar seolah berlebihan diberikan pada si anak. Bukan pemberontakan yang ingin mereka tunjukan, namun lebih kepada menunjukan jati diri mereka dan membuat mereka mendapatkan pengakuan anda bahwa mereka bukan lagi anak-anak.

Ingin Mandiri

Terkadang orangtua selalu merasa khawatir dengan segal hal yang dilakukan oleh anak-anaknya dan tanpa disadari hal ini terus-terusan membuat anda memperlakukan anak seperti bayi dengan banyak aturan. Sementara itu, di usia remaja si anak sudah memiliki otonominya sendiri.

Di masa ini si anak sudah mulai ingin tampil beda, dengan pribadi yang berbeda. Dengan demikian, jangan heran jika ketika orangtua bilang A, si anak malah melakukan B. Dan bila dipaksakan si anak akan marah dan pemberontakan adalah hal yang akan mereka lakukan.

Sikap Overprotective dari Orangtua

Orangtua yang terlalu berlebihan dalam mengurus dan melindungi anak-anaknya atau yang seringkali disebut dengan orangtua yang overprotective, cenderung memiliki kekhawatiran yang besar terhadap anak-anaknya.

Mereka khawatir jika anak akan mengalami hal-hal yang tidak diinginkan saat mereka melakukan sesuatu. Namun tahukah anda, sikap seperti ini justru akan membuat anak merasa terkekang dan tidak nyaman. Pada akhirnya akan muncul pemberontakan dalam diri si anak.

Pengaruh dari Lingkungan

Anak-anak akan cendeurng lebih mudah meniru perilaku teman-temanya, oranglain atau bahkan apa yang mereka lihat dari tayangan televisi. Ketika si anak remaja melihat dan mendapati teman-temannya suka memberikan perlawanan pada perintah orangtua atau mungkin tidak patuh, maka hal ini pun akan lebih mudah ditiru dan diaplikasikan oleh si anak.

Pages ( 1 of 2 ): 1 2Berikutnya »

Tinggalkan komentar

Show Buttons
Hide Buttons