Menyedihkan, Berjuang 20 Tahun Agar Hamil, Suami Malah Maninggalkannya

Awalnya, Serif memang tidak setuju atas keputusan istrinya untuk mempunyai seorang anak di usia mereka yang sudah senja. Namun, dengan melihat kebahagiaan Atifa karena mendengar kehamilannya itu, akhirnya Serif menerima dan mengizinkan istrinya untuk merawat kehamilannya sampai dia melahirkan dan membesarkan anaknya meskipun tanpa dia. Menderita penyakit jantung lemah dan diabetes menjadi alasan Serif bahwa dia tidak sanggup membesarkan buah hatinya itu. Seharusnya usia senjanya itu membuat dia jauh lebih sehat dan berkurang rasa sakit karena penyakitnya itu.

Namun, berbeda dengan Atifa, meski dia telah berusia senja dan sering sakit-sakitnya, dia rela untuk merawat buah hatinya. Menurunya, kehadiran bayi perempuannya itu merupakan harta yang paling berharga dari apapun baginya. Atifa rela berjuang sendiri untuk mengurus dan membesarkan anaknya meskipun tanpa kehadiran Serif. Dengan tabungan yang dia miliki meskipun dengan nominal yang tidak terlalu besar, dia rela untuk membayar hutang dan tanggunggannya untuk biaya merawat anak perempuannya itu.

Kehadiran Alina, putri pertamanya itu, Atifa berani mengambil resiko untuk membesarkan anaknya tersebut sendiri meski pada akhirnya suami yang telah bersamanya selama bertahun-tahun harus meninggalkannya. Karena kenyataannya memang, Serif tidak merasa bahagia sama sekali dengan kehadiran buah hatinya itu. Dari kisah mengharukan ini, kita bisa melihat bahwa pengorbanan seorang ibu yang dengan susah payah melakukan berbagai cara dan program kehamilan selama 20 tahun untuk memiliki seorang anak tidak ada tandingannya mekipun dia beranjak tua. Dia rela menjalani apapun demi bisa mendapatkan seorang buah hati yang melengkapi kebahagiannya.

Seperti itulah pengorbanan seorang ibu untuk anaknya, semoga kisah ini bisa membuat kita untuk lebih mencintai seorang ibu yang telah melahirkan dan merawat kita hingga sebesar ini. Tentunya, kita lebih bersyukur dengan hadirnya kedua orang tua kita lengkap dengan seorang ayah yang mencintai kita dengan tulus.

Pages ( 2 of 2 ): « Sebelumnya1 2

Tinggalkan komentar

Show Buttons
Hide Buttons