Bolehkah Memulai Program Hamil dalam Kondisi Depresi?

Kehamilan tentu menjadi hal yang didamba banyak pasangan yang sudah menikah. Kehadiran seorang anak didalam rumah tangga bukan hanya sebagai penerus garis keturunan kedua orangtuanya. Namun lebih kepada pelengkap dan anugerah yang besar yang Tuhan berikan untuk anda dan pasangan. Tak heran bila banyak orang akan rela melakukan banyak hal agar impian untuk menimang buah hati dapat segera terwujud dalam waktu yang dekat.

Memulai program hamil pada seorang wanita perlu dipersiapkan dengan baik. Mulai dari pemerhatian gizi, asupan makanan sampai dengan kesiapan mental dan fisik baik dari suami maupun sang istri.

Pasangan suami istri yang hendak merencanakan kehamilan perlu jauh-jauh dari yang namanya stress atau depresi. Hal ini dikarenakan pada umumnya dua hal ini akan erat kaitannya dengan faktor yang menentukan kesuburan.

Akan tetapi, karena beberapa alasan tertentu terkadang banyak pasangan yang ingin segera mewujudkan impian kehamilannya. Bahkan pada saat mental mereka tengah carut marut. Seperti munculnya depresi atau bahkan stres yang besar.

Lalu bolehkah memulai program hamil dalam kondisi depresi? Amankah dampak dan pengaruhnya untuk janin? Mari simak dibawah ini ulasannya. Baca juga: Tips Mengurangi Gatal Pada Perut Saat Hamil

 

Mitos Atau Faktakah Kehamilan dan Menjadi Calon Ibu Akan Meredakan Depresi?

Banyak orang percaya bahwa kehamilan dan impian menjadi calon ibu yang dapat diwujudkan dalam waktu dekat akan dapat membangkitkan naluri dalam diri seseorang untuk dapat mengasuh dan membesarkan buah hatinya dengan penuh cinta dan kasih sayang.

Dengan begitu maka hal ini akan dapat menjadi obat depresi yang ampuh untuk seorang perempuan yang tengah dilanda masalah tekanan mental yang cukup besar.

Akan tetapi, sayangnya hal serupa tidak berlaku untuk semua calon ibu.

Sebuah penelitian yang dilakukan di Massachusetts General Hospital (MGH) Center for Women’s Health menunjukan sebuah data bahwa sebanyak 20 persen dari jumlah wanita yang dilakukan uji coba depresi dengan kehamilan, tetap menunjukan gejala-gejala depresi selama kehamilannya. Bahkan kondisi ini masih dialami pada saat si bayi dilahirkan.

Sejumlah penelitian pun berhasil membuktikan bahwa depresi yang tidak diobati akan sangat berbahaya. Terutama untuk kesehatan ibu dan bayi yang mereka kandung.

Selain itu, tingkat stress dan depresi yang dialami oleh setiap wanita tentunya berbeda-beda tergantung dari seperti apa kondisi dan hal yang memicunya. Jadi demikian, kita tidak dapat menyamaratakan bahwa kehamilan dan kehadiran bayi akan dapat mengobati masalah yang satu ini.

Dengan demikianlah, sebaiknya tidak perlu memaksakan diri untuk mengikuti program hamil pada saat anda masih dalam kondisi depresi mental yang besar.

Adapun alangkah lebih baik jika pada kondisi ini anda mendahulukan kesehatan anda dengan mendapatkan cukup istirahat dan atasi masalah depresi dengan baik. Misalkan anda bisa berkonsultasi dengan dokter atau mungkin menenangkan pikiran sejenak dan pahami apa yang sebenarnya membuat anda mengalami perasaan mental yang berat seperti saat ini.

Bila perlu temuilah psikolog atau berkonsultasilah dengan dokter spesialis jiwa. Bagaimana pun kesehatan anda menjadi prioritas utama untuk bisa menjalani kehidupan anda dengan lebih baik.

Pages ( 1 of 2 ): 1 2Berikutnya »

Tinggalkan komentar

Show Buttons
Hide Buttons