Tips Ajarkan Bahasa Asing Pada Anak diusia Balita

Ibu, ingatkah saat masih sekolah dasar dulu, ditingkat berapa kita diajarkan mengenal bahasa asing?

wah,,,wah,,,wah rasanya ingat tidak ingat yah jika harus bernostalgia dan mengingat masa-masa sekolah dulu. Namun yang pasti, pelajaran bahasa asing yang kita dapatkan di sekolah dasar dulu tidak diajarkan di tingkat pertama melainkan saat tingkat ke tiga atau di tingkat keempat. Namun tahukah ibu, jika kita melihat anak-anak jaman sekarang, pendidikan bahasa asing sudah diberikan saat mereka masih berusia dini, jadi tidak heran jika sewaktu kita pergi ke mall tak sengaja banyak kita jumpai anak-anak kecil bahkan anak-anak balita yang sudah mulai cas-cis-cus mengobrol dengan ibu mereka menggunakan bahasa Inggris.

Namun  bukan hanya itu. Ternyata si anak juga mampu berbicara bahasa Tanah air dengan baik. Dan ternyata, tak berapa lama kemudian, datanglah si ayah menghampiri yang ternyata berparas Indo dengan kulit putih dan tubuh jangkung yang tentu saja sudah bisa ditebak ayahnya berkewarga negaraan asing. Nah, ketika melihat pemandangan ini mungkin kita akan dengan mudah mengasumsikan, “pantas saja anaknya jago berbahasa Inggris, ayahnya saja bule!

Eits, meskipun kita tidak menikah atau darah keturunan ibu tidak ada yang berdarah asing, bukan berarti hal ini membuat kita tidak dapat mengajarkan bahasa asing pada anak-anak. Selain itu, bahasa asing sepertinya telah menjadi pelajaran penting yang harus senantiasa dimiliki anak-anak sebagai bekalnya dimasa depan.

mengajarkan bahasa asing pada anak balita

Seperti yang kita ketahui saat ini ya bu, dunia pekerjaan dan lingkungan masyarakat modern membutuhkan bahasa internasional yang bisa menghubungkan mereka dengan oranglain diberbagai dunia. Untuk itu, pendidikan bahasa asing juga menjadi pelajaran penting yang harus diberikan pada si kecil. Sebab jika pendidikan ini ditunda-tunda, maka akan semakin sulit bagi si anak untuk memahaminya. Selain faktor malas belajar pada anak, hal-hal lain yang juga bisa ibu jumpai adalah penolakan dari si anak karena mereka sudah memiliki keinganan tersendiri dalam hidupnya. Jadi rasanya akan sulit bagi ibu mengarahkan anak saat mereka sudah mulai beranjak remaja.

Nah, anak-anak khususnya di usia 2 hingga 3 tahun sudah cukup mendapatkan pendidikan dan pelajaran dari orangtuanya. Anak-anak dalam masa ini adalah masa periode emasnya dimana perkembangan otak pada anak masih begitu pesat, sehingga proses menangkap sesuatu pada diri mereka masih terbilang cepat dan mudah. Bukan hanya mampu menangkap pola kalimat yang pernah didengarnya sejak lahir, namun ia juga sedang “meningkatkan” kosa katanya.

Untuk itulah, mengajarkan bahasa asing pada anak balita tidak akan menjadi hal yang rumit dan tentunya apabila kita sungguh-sunggu dalam menerapkan tekhnik pengajaran yang baik, maka hal ini akan mampu menunjang kemampuan mereka dalam berbahasa asing.

Memang ada banyak anggapan yang mengatakan bahwa tidak sebaiknya anak-anak yang masi berusia dini diberikan dua pelajaran bahasa sekaligus. Hal ini dikhawatirkan akan membuat anak bingung sehingga dalam menghambat perkembangan bahasa “ibu” nya (bahasa asli anak), yakni bahasa Indonesia yang sedang ia pahami. Kekhawatiran tersebut memang beralasan, sebab bagaimanapun sudah seyoganya sebagai orang Indonesia anak mahir dan mampu menguasai bahasa “Ibu” nya dengan baik dan benar.

Pages ( 1 of 2 ): 1 2Berikutnya »

Tinggalkan komentar

Show Buttons
Hide Buttons