Tips Menghukum dan Mendisiplinkan Anak Dengan Penuh Cinta Untuk Menghindari Kekerasan Anak

Seringkali perilaku anak-anak yang terlalu aktif dan terlalu lincah membuat para orangtua frustasi dalam mengatur dan mendisiplinkan mereka.

Apalagi, ketika perilaku anak sudah diatas batas normal dengan menyakiti atau merugikan oranglain. Hal ini tentu saja akan membuat orangtua pusing dan bingung menghadapi mereka. Sewaktu anak berperilaku terlalu aktif atau bahkan perilaku ini lebih condong menjadi perilaku nakal, perlu sekali bagi orangtua untuk mengupayakan segala cara agar membuat mereka tidak melakukan kesalahan yang serupa, salah satunya adalah dengan melakukan tindakan mendisiplinkan anak-anak.

Hanya saja, seringkali niat mulia ini bisa tergelincir menjadi kekeliruan yang membuat orangtua mengeluarkan respon yang berlebihan pada perilaku nakal yang dilakukan anaknya, semisal dengan melakuka kekerasan terhadap anak karena emosi yang tak dapat tertahankan. Lantas apakah benar satu-satunya jalan dalam menghukum dan mendisiplinkan anak yang berperilaku nakal hanya dilakukan dengan kekerasan? Jawabannya tentu saja tidak.

Sebuah aksi kekerasan, apapun bentuknya itu, seperti menjewer, mencubit, memukul atau bahkan dengan menampar anak dihadapan umumum adalah perilaku yang tidak seharusnya dilakukan para orangtua dalam hal mendidik anak. Karakter yang dimiliki masing-masing anak berbeda-beda, anda mungkin mendapati lingkungan tetangga anda berhasil membuat anak-anak mereka menjadi seorang penurut dan patuh terhadap orangtuanya setelah ayah atau ibunya menjewer dan memukul anak mereka sewaktu anaknya melakukan kesalahan. Namun ini bukan berarti hal yang sama bisa berhasil pada diri anak-anak anda.

menghukum anak dengan kasih sayang

Bisa jadi mental yang dimiliki anak anda tidak sekeras anak tetangga, sehingga ketika mereka melakukan kesalahan dan anda memberikan hukuman berupa tindakan kekerasan, hal ini malah akan membuat mental anak semakin ciut dan membuat jiwa mereka terguncang, alhasil anda akan menjadi sosok yang begitu ditakuti oleh anak anda. Hanya saja, ditakuti disini bukan dalam artian yang baik yang membuat anak-anak patuh dan menjadi penurut, namun lebih kepada melahirkan anak yang tertekan.

Sebaliknya, mungkin saja anak anda memiliki mental yang begitu keras, sehingga ketika anda memberikan tindakan kekerasan pada mereka sewaktu mereka melakukan kesalahan, alih-alih berhasil, justru malah akan semakin membuat anak menjadi pembangkang dan semakin sulit diatur.

Sebenarnya, makna dari mendidik dan mendisiplinkan anak berarti mengajari mereka untuk belajar mematuhi aturan dan tata tertib dalam kehidupan bersama, entah dalam lingkungan berkeluarga, bermasyarakat ataupun saat si anak berada disekolah. Dimana sikap ini penting sekali ditanamkan dalam diri anak-anak untuk membatasi perilaku anak dan menghindari anak yang bertingkah dan berperilaku semau gue.

Sikap disiplin yang ada dalam diri anak juga akan membuat anak belajar untuk mampu mengendalikan dirinya sendiri. Sayangnya, menerapkan sikap yang disiplin pada diri anak seringkali dikonotasikan dengan tindakan “hukuman” atau “ketegasan” terhadap pelanggaran yang dilakukan anak-anak.

Seringkali muncul keluhan anak-anak yang sulit disiplin senantiasa melakukan perlawanan dan berontak terhadap peraturan dan tata tertib yang dibuat. Namun sebuah tindakan kekerasan bukan hanya akan mampu mengubah perilaku anak, hal ini juga akan mampu memperburuk hubungan dengan anak.

Pages ( 1 of 2 ): 1 2Berikutnya »

Tinggalkan komentar

Show Buttons
Hide Buttons