Mengenal Perdarahan Selama Kehamilan

Kehamilan ektopik bisa membuat tuba falopi pecah. Jika keadaan ini terjadi, rasa nyeri yang hebat serta perdarahan hebat akan anda alami. Kehamilan ini tidak akan berjalan normal, bahkan jika tidak terdiagnosis dapat mengancam nyawa ibu.

Penyebab terjadinya kehamilan ektopik yang paling umum terjadi yaitu karena tuba falopi mengalami kerusakan, baik karena inflamasi atau proses peradangan. Karena kerusakan ini sel telur yang sudah dibuahi akan terhalang untuk masuk ke rahim, sehingga pada akhirnya akan menempel pada tuba falopi atau organ yang lainnya. Keadaan lainnya dapat menjadi pemicu terjadinya kehamilan ektopik yaitu perkembangan sel telur yang tidak normal atau kadar hormon yang tidak seimbang.

Plasenta Previa

Plasenta previa merupakan keadaan dimana plasenta letaknya lebih rendah dari dinding rahim atau dalam keadaan tertentu berada di atas leher rahim. Keadaan ini tentunya akan mengganggu proses persalinan. Sekitar 0,5% dari kehamilan, keadaan plasenta previa dapat terjadi.

Masalah plasenta previa akan menyebabkan terjadinya perdarahan, biasanya terjadi setelah usia kehamilan melewati 20 minggu. Selain itu, tanda lainnya yang paling umum yaitu perdarahan berwarna merah terang. Perdarahan biasanya terjadi saat usia kehamilan 3 bulan terakhir. Banyaknya darah yang muncul bisa ringan atau parah. Pada sebagian ibu hamil ada yang mengalami kontraksi, serta rasa nyeri yang muncul pada perut bagian bawah atau punggung.

Ibu hamil yang mengalami keadaan ini memang tidak semuanya mengalami perdarahan. Namun, penanganan yang tepat harus tetap dilakukan untuk mencegah terjadinya komplikasi. Apabila perdarahan terjadi pada trimester kedua atau ketiga, maka anda harus segera menghubungi dokter. Jika tidak ditangani dengan baik, ibu hamil yang mengalami plasenta previa lebih tinggi memiliki risiko perdarahan setelah maupun sebelum kelahiran, plasenta lepas dari rahim, serta kelahiran prematur.

Ada beberapa faktor yang memiliki potensi dapat meningkatkan risiko plasenta previa pada kehamilan di antaranya pernah melakukan operasi rahim, pernah melakukan operasi caesar, sebelumnya pernah mengalami plasenta previa, pernah keguguran, ibu hamil merokok dan lain sebagainya.

Kehamilan Molar

Kehamilan molar sering disebut juga sebagai kehamilan anggur. Kehamilan ini terjadi ketika jaringan yang biasanya menjadi janin, berkembang tidak normal pada rahim. Gejala kehamilan molar mirip kehamilan normal pada umumnya, ibu akan mengalami morning sickness atau terlambat datang bulan.

Hamil anggur akan muncul dengan gejala seperti kehamilan normal. Hanya saja setelah beberapa waktu tanda lainnya muncul seperti perdarahan khususnya pada trimester pertama, muncul nyeri pada tulang panggul, mual dan muntah parah,  serta keluar kista dengan bentuk anggur dari vagina.  Karena gejala hamil anggur cenderung sama dengan kehamilan normal, biasanya keadaan ini jarang disadari. Anda bisa segera melakukan konsultasi pada dokter jika merasakan gejala-gejala seperti yang sudah disebutkan sebelumnnya, khususnya pada awal kehamilan.

Plasenta Abruptio

Plasenta abruptio atau keadaan lepasnya plasenta merupakan keadaan serius, dimana seluruh atau sebagian plasenta lepas dari rahim sebelum bayi dilahirkan. Keadaan ini mengakibatkan putusnya jalur oksigen dan nutrisi untuk bayi dalam kandungan. Perdarahan hebat dapat terjadi yang akan membahayakan jiwa ibu hamil ataupun bayi yang dikandung.

Plasenta abruptio ditandai dengan beberapa gejala seperti terjadinya perdarahan ringan hingga sedang, rahim terasa menyakitkan, munculnya tanda-tanda persalinan dini, serta aktivitas janin menurun dari biasanya. Jika anda mengalami gejala-gejala tersebut, baik satu atau beberapa gejala sebaiknya anda segera pergi ke dokter untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut.

Kelahiran Prematur

Kelahiran prematur merupakan kelahiran yang terjadi sebelum waktu melahirkan normal. Pada keadaan normal, kelahiran akan terjadi saat usia kehamilan 40 minggu. Sedangkan kelahiran prematur biasanya terjadi saat usia kehamilan 37 minggu atau lebih awal.

Pada usia beberapa minggu terakhir kehamilan, merupakan waktu yang sangat penting bagi pertumbuhan janin dalam kandungan, terutama bagian paru-paru dan otak. Oleh karena itu, bayi yang lahir belum waktunya biasanya akan mengalami masalah medis dan dibutuhkan perawatan yang lebih lama di rumah sakit dibandingkan bayi yang lahir normal.

Gejala kelahiran prematur dapat dirasakan oleh ibu, beberapa di antaranya yaitu perdarahan ringan yang disertai dengan kontraksi, tekanan pada panggul, diare atau terasa sakit pada punggung sebelum kehamilan berusia 37 minggu. Apabila tidak ditangani dengan benar, keadaan ini akat berakibat serius untuk bayi.

Terlepas dari apa penyebabnya, perdarahan yang terjadi selama kehamilan jangan dianggap remeh. Saat mengalami perdarahan anda harus segera mengunjungi dokter, untuk memastikan apakah perdarahan yang anda alami normal atau tidak normal. Anda dapat memberikan keterangan pada dokter mengenai warna darah, jumlah ataupun kapan perdarahan dimulai. Demikian penjelasan mengenai perdarahan selama kehamilan , baik perdarahan normal atau tidak normal. Semoga bermanfaat.

Artikel ini di review oleh Bidan Pevi Revina sTR.Keb

Pages ( 2 of 2 ): « Sebelumnya1 2

Tinggalkan komentar

Show Buttons
Hide Buttons