Advertisement
Kategori: Sistem Pencernaan

Penyakit Usus Buntu, Gejala, Penyebab dan Cara Mengobati

Untuk mengatasi penyakit usus buntu ada dua jenis apendektomi yang bisa dilakukan, yaitu operasi laparoskopi atau lubang kunci dan bedah sayatan terbuka. Dimana kedua langkah tersebut dilakukan dengan pembiusan total.

Advertisement

Langkah pengangkatan usus buntu yang lebih banyak dipilih biasanya yaitu laparoskopi atau lubang kunci, terlebih lagi bagi pasien yang mengalami obesitas atau manula. Laparoskopi dilakukan dengan melakukan beberapa sayatan kecil pada perut untuk mengangkat usus buntu. Oleh sebab itu, biasanya pemulihan pasien akan lebih cepat. Pasien akan diijinkan pulang setelah beberapa hari atau bahkan dalam waktu 24 jam.

Namun, tidak semua penderita bisa melakukan operasi laparoskopi, yang mana hal itu dipengaruhi karena usus buntu sudah pecah atau adanya infeksi yang sudah menyebar. Apabila keadaan ini sudah terjadi, maka penderita membutuhkan prosedur bedah sayatan terbuka, yang mana dilakukan untuk mengangkat usus buntu sekaligus membersihkan rongga-rongga perut.

Biasanya operasi yang satu ini membutuhkan masa pemulihan yang cukup lama, yakni selama satu minggu sebelum akhirnya pasien diijinkan pulang. Biasanya pasien bisa kembali beraktivitas normal setelah 2-3 minggu, namun sebaiknya hindari aktivitas berat selama 1,5-2 bulan setelah melakukan operasi.

Selain itu, pemantauan masa pemulihan pun sangat penting. Jika anda mengalami gejala-gejala infeksi seperti muntah-muntah, rasa nyeri serta pembengkakan yang semakin parah, luka operasi terasa semakin panas, demam dan adanya cairan yang keluar pada luka bekas operasi, maka anda harus kembali menghubungi dokter atau rumah sakit tempat anda dioperasi.

Di samping itu, penyakit usus buntu juga akan menyebabkan terjadinya gumpalan atau benjolan yang mana terdiri dari lemak dan jaringan usus buntu. Benjolan ini terbentuk karena adanya upaya alami dari tubuh dalam mengobati penyakit yang satu ini. Dalam keadaan ini dokter tidak akan menganjurkan penderita menjalani operasi. Namun, penderita biasanya akan diberikan antibiotik selama beberapa minggu, hal ini bertujuan agar infeksi gumpalan akan berkurang sebelum melakukan operasi.

Advertisement

Komplikasi Pecahnya Usus Buntu

Penyakit usus buntu yang tidak segera ditangani lebih lanjut akan memikiki resiko pecah serta akan mengancam jiwa penderita. Ketika sakit perut  yang anda rasa semakin parah dan menyebar ke seluruh perut maka segeralah hubungi rumah sakit. Karena bisa jadi ini mengindikasikan usus buntu menjadi pecah serta menyebabkan beberapa komplikasi seperti abses atau peritonitis.

Abses merupakan kantong yang berisi nanah dan menyakitkan. Dimana komplikasi ini akan muncul sebagai salah satu usaha alami tubuh sebagai cara untuk mengatasi infeksi akibat usus buntu yang pecah. Biasanya penanganan yang akan dilakukan yaitu dengan melakukan penyedotan nanah dari abses atau dengan antibiotik. Apabila ditemukan dalam operasi, maka abses serta bagian-bagian yang ada di sekitarnya akan dibersihkan dengan sangat hati-hati serta akan diberi antibiotik.

Sedangkan peritonitis yaitu, infeksi yang terjadi akibat bakteri yang akan menyebar ke selaput yang melapisi perut bagian dalam atau peritoneum. Gejala yang ditimbulkan meliputi terasa sakit perut yang parah, mengalami muntah, detak jatung menjadi cepat, mengakami demam, adanya bagian perut yang bengkak, serta napas menjadi pendek dan terengah-engah. Komplikasi yang terjadi ini biasanya ditanagani dengan pelmberian antibiotik serta melakukan operasi usus buntu.

Itulah gejala, penyebab dan cara mengobati usus buntu. Selamat mencoba.   

Page: 1 2

Advertisement
Handayani

Membaca dan menulis adalah hobi utamanya. Kini, gadis periang, lembut dan baik hati ini menjadi seorang penulis blog dengan beragam topik, termasuk gaya hidup dan kesehatan. Menulis memberikan kebahagiaan tersendiri baginya.