Waspada Penyakit Usus Buntu Pada Anak Lebih Beresiko

Peradangan usus buntu akut bisa berkembang menjadi peradangan yang kronis, bahkan akibatnya akan sangat fatal apabila tidak mendapatkan penanganan yang baik. Bisa juga terjadi abses atau pernanahan, kebocoran yang terjadi pada dindingnya, serta adanya penyebaran infeksi ke bagian perut atau bahkan hingga ke seluruh tubuh.

Biasanya radang usus buntu lebih sering menyerang orang dewasa. Namun, meskipun begitu bukan berarti jika anak-anak akan aman dari gangguan yang satu ini. Bahkan, meskipun jarang terkena tetapi peradangan usus buntu pada anak memiliki resiko yang lebih tinggi. Ketika anak-anak terserang, kondisinya akan lebih parah dibandingkan dengan orang dewasa. Rongga perut biasanya dilengkapi dengan tabir pelindung infeksi, yang mana rongga pelindung tersebut pertumbuhannya belum sempurna pada anak-anak. Oleh sebab itu, akibatnya ketika anak-anak terserang radang usus buntu, maka resikonya akan lebih besar dibandingkan dengan orang dewasa. Selain itu, radang usus buntu pada anak juga biasanya akan lebih sulit untuk dideteksi. Ketika dilakukan pemeriksaan, dokter akan kebingungan atau kesulitan dalam membedakan antara rasa sakit dan tidak, terlebih lagi pada anak balita.

Bahaya Jika Usus Buntu Pecah

Radang usus buntu sebenarnya dibedakan menjadi dua, yang mana bisa seluruh usus buntu mengalami peradangan atau hanya bagian pangkal saja yang mengalami penyumbatan. Apabila bagian pangkal usus buntu mengalami penyumbatan oleh sisa makanan atau apapun dan tidak bisa keluar, serta membusuk maka akan terjadi infeksi. Apabila tidak segera ditangani, maka keadaan seperti ini akan menjadi semakin parah. Bahkan peradangan yang terjadi bisa saja mengalami perforasi atau pecah. Jika sampai pecah, maka peradangan bukan terjadi hanya pada bagian itu saja, melainkan akan menyebar ke seluruh rongga perut dan akibatnya akan sangat fatal.

Pecahnya usus buntu akan terjadi apabila adanya radang berat, yang mana disusul dengan pecahnya pembuluh darah dan masuk ke dalam jaringan usus buntu. Seperti yang kita ketahui, aliran darah tersebut membawa oksigen dan sari-sari makanan, sehingga dengan begitu jaringannya akan menjadi rapuh atau bahkan mati, yang disusul dengan pecahnya usus buntu.

Langkah Pengobatan Usus Buntu Pada Anak

Radang usus buntu biasanya paling sering dilakukan operasi untuk membuang atau mengangkat usus buntu itu sendiri. Dalam beberapa kasus, operasi ini berlangsung tidak lama setelah seseorang dinyatakan terserang penyakit ini.

Biasanya sebelum melakukan operasi, anak penderita usus buntu akan diberikan obat, yang mana tujuannya yaitu agar mereka tertidur. Sehingga dengan begitu tidak akan merasakan sakit ketika operasi berlangsung, biasanya operasi memakan waktu selama 1 jam.

Setelah Dilakukan Operasi Usus Buntu

Usus Buntu Belum Pecah

Apabila usus buntu anak masih belum pecah, maka anak tersebut akan dirawat di rumah sakit selama 1-2 hari lamanya setelah menjalankan operasi. Apabila pada saat itu anak merasa sehat, maka aktivitas seperti biasanya akan dimulai dengan perlahan. Selain itu, ia juga dianjurkan untuk melakukan kontrol setelah 3 sampai 5 hari. Yang mana hal ini dilakukan guna memastikan bahwa proses penyembuhan berjalan dengan baik. Bahkan sekitar 2 sampai 3 minggu setelah menjalankan operasi, anak harus diperiksa ulang untuk mengetahui kondisinya.

Usus Buntu Sudah Pecah

Apabila usus buntu sudah pecah, maka anak penderita usus buntu tersebut harus dirawat di rumah sakit dalam waktu yang cukup lama atau sekitar 5 hari. Selama masa pemulihan, anak tersebut akan mendapatkan infus atau antibiotik, bahkan tidak diperbolehkan untuk makan dan minum setelah operasi.

Pada kondisi seperti ini, memerlukan tabung selang yang dipasang melewati hidung untuk ditujukan ke lambung. Fungsinya yaitu, menjaga perut anak agar tetap kosong, mencegah muntah dan memungkinkan agar usus ini beristirahat. Apabila anak sudah siap untuk makan dan minum, maka selang itu pun akan dilepas.

Mengetahui radang usus buntu pada anak sangat beresiko, maka anda sebagai orang tua harus memiliki peran penting dalam menjaga kesehatan anak anda sendiri. Semoga bermanfaat.

Pages ( 2 of 2 ): « Sebelumnya1 2

Tinggalkan komentar

Show Buttons
Hide Buttons