Sadari, Tak Semua Mainan Mampu Stimulasi Otak Anak dengan Efektif

Padahal hal ini pun perlu diberikan pada si buah hati, apalagi anak-anak mulai menunjukan ketertarikannya terhadap hal ini. Tak perlu melulu melalui buku untuk mengajarkan anak belajar, lewat permainan yang edukatif anak-anak akan dapat belajar dengan lebih baik sehingga kemampuan otaknya dapat diasah dengan baik.

Efektivitas stimulasi otak adalah saat orangtua dapat memberi mainan yang dapat meningkatkan kemampuan kognitif, fisik, emosional dan sosial si buah hati. Jadi demikian, orangtua tidak boleh sembarang dalam memilih jenis mainan yang diberikan pada si kecil. Setidaknya mainan yang anda berikan untuk si buah hati adalah jenis mainan yang dapat menstimulasi beberapa faktor yang disebutkan diatas dalam waktu hanya lima tahun.

Singkatnya anak tidak perlu dipaksa untuk belajar melafalkan kosa kata dalam bahasa asing, membuat mereka belajar berhitung dan lain sebagainya. Pada dasarnya, anak-anak akan lebih mudah menyerap dan meniru apa yang mereka lihat dan apa yang mereka alami.

Bila apa yang dilihatnya membuat mereka tertarik, maka dengan otomatis anak akan belajar sendiri untuk meniru dan menyerapnya dengan mudah. Perilaku memaksa anak untuk menuruti kehendak orangtuanya malah akan membuat si anak merasa bosan. Pada akhirnya bukan mengerti atau paham,  anak-anak malah akan menolak untuk belajar dan bahkan membenci kegiatan yang satu ini karena trauma yang mereka alami akibat dipaksa.

Secara natural anak-anak memiliki keinginan untuk belajar dan rasa keingin tahuan yang besar. Ketika si anak memiliki inisiatif untuk bermain, mereka akan mengatakan pada orangtuanya tentang apa yang ingin mereka mainkan. Anak juga tidak akan ragu untuk belajar dan mempelajari apa yang ada di sekeliling mereka. Ketika mereka mulai menunjukan ketertarikannya pada suatu hal maka mereka akan dengan otomatis menanyakan pada orangtua tentang hal tersebut.

Nah dari sinilah orangtua bisa memanfaatkan fase penting ini dengan menciptakan lingkungan bermain yang aman untuk buah hatinya agar kegiatan mengeksplor pada anak-anak bisa berjalan dengan baik.

Diakui atau tidak, sebagai orangtua kita pati pernah merasa “sok tahu” dan menganggap bahwa anak harus diajari untuk bermain. Padahal, kenyataannya justru terbalik. Justru orangtua perlu membiarkan anak-anak mereka menuntun kita untuk bermain.

Terkadang saat anak melirik sesuatu yang ada disekitar mereka dan mulai memperhatikan objek tersebut. Orangtua seringkali dibuat gemas dan tak sabaran dengan langsung mengambil objek tersebut dan menjelaskannya pada si anak. Namun rupanya hal ini keliru.

Boleh percaya atau tidak, anak diciptakan dengan kemampuan motorik dan kognitif yang lebih baik dibandingkan dengan orang dewasa. Maka demikian mereka akan lebih bisa menuntun kita untuk bermain daripada sebaliknya. Dengan begini juga membuat si anak mampu mengenali apa yang menjadi ketertarikan mereka.

Setelah itu, maka orangtua bisa membimbing dan mengarahkan anak serta mengontrol mereka dengan baik. Agar apa yang mereka mainkan tidak membahayakan mereka. Ketika anak mulai dapat belajar tentunya harapan orangtua adalah mampu membesarkan anak dan membimbing mereka dengan sebaik-baiknya.

Ketika fisik si anak berkembang, maka tentunya kita tidak akan membiarkan mental dan pola berpikirnya terkungkung sendiri. Kemampuan kognitif, emosional dan sosial pada si anak harulah seimbang dengan tumbuh kembangnya.

Bila anda sudah mampu mengeksplorasi lingkungannya dengan baik, orangtua bisa membawa mereka pada level yang lebih tinggi seperti memperkenalkan mereka dengan teman-teman seusianya. Agar kemampuan mereka untuk bersosialisasi bisa diasah dengan baik.

Pages ( 2 of 2 ): « Sebelumnya1 2

Tinggalkan komentar

Show Buttons
Hide Buttons