Penyebab Wanita Turun Peranakan | Gejala & Pengobatan

Istilah ini pastinya sering kita dengar di tengah-tengah masyarakat, terutama kaum ibu. Pasalnya, sebagain besar wanita baik yang sudah pernah melahirkan atau belum pastinya pernah mengalami kondisi ini. Di dunia medis turun peranakan dikenal dengan istilah prolaps uteri yakni suatu keadaan dimana posisi rahim turun mendekati vagina.

Pada posisi rahim yang normal tentunya rahim akan berada di atas vagina dan menggantung di dalam rongga panggul (pelvic). Sedangkan untuk posisi rahim turun (prolaps uteri) mendekati vagina. Untuk mengetahui berat atau tidaknya kasus turun peranakan, hal ini tergantung dari seberapa derajat turunnya rahim dari posisi yang semula.

Pada kondisi rahim turun, hal ini disebabkan oleh adanya kelemahan jaringan pada otot dasar panggul yang berfungsi dalam menyokong rahim. Kondisi rahim yang turun tentunya tidak terjadi dalam waktu yang cukup singkat, namun terjadi dalam jangka waktu yang cukup panjang. Untuk mengetahui apa saja penyebab wanita turun peranakan tentunya terdapat beberapa faktor yang mengindikasikan terjadinya turun peranakan. Beberapa faktor penyebab turunnya peranakan dapat diketahui pada beberapa poin selanjutnya.

Penyebab Wanita Turun Peranakan

Pada umumnya, turun peranakan dapat disebabkan oleh melemahnya otot-otot panggul dalam menahan posisi rahim. Biasanya, kelemahan otot ini bisa dipengaruhi oleh faktor usia. Namun, tidak selamanya faktor usia menjadi satu-satunya penentu turunnya peranakan. Seiring bertambahnya usia seseorang, tentunya semakin besar pula risiko kesehatan yang dialami oleh wanita tersebut. Terlebih kondisi ini terjadi pada wanita yang akan ataupun sudah memasuki fase menopause. Dalam hal ini, proses penuaan alami juga dapat menyebabkan produksi hormon estrogen menjadi menurun. Hormon inilah yang memang berperan aktif dalam menjaga otot panggul tetap rileks dan juga kuat.

Selain faktor usia, turunnnya peranakan juga disebabkan oleh wanita yang sudah mengalami fase kehamilan dan juga melahirkan. Dapat diindikasikan bahwa semakin Anda hamil, semakin besar pula risiko Anda mengalami peranakan turun. Hal ini tentunya disebabkan oleh adanya kerusakan otot dan juga jaringan panggul dari masa kehamilan hingga masa persalinan. Dalam beberapa kasus melahirkan bayi dengan berat badan yang besar, proses persalinan yang lama serta mengejan yang berlebihan dapat meningkatkan risiko peranakan yang turun.

Dalam beberapa kasus penyebab wanita turun peranakan dapat disebabkan oleh beberap hal yang mesti Anda ketahui. Dengan begitu, Anda dapat menghindari dan juga mencegah hal tersebut untuk tidak terjadi. Berikut ini beberapa penyebab wanita turun peranakan, diantaranya:

– Batuk yang kronis

– Adanya tumor di bagian perut yang kemudian menekan rahim hingga turun mendekati vagina

– Sembelit kronis

– Pernah mengalami riwayat operasi panggul sebelumnya

– Mengalami berat badan berlebih atau obesitas

– Sering melakukan aktivitas yang cukup berat sehingga memberikan tekanan pada otot panggul yang dapat meningkatkan risiko turunnya peranakan

– Adanya berbagai kondisi yang dapat meningkatkan tekanan di area perut seperti penumpukan cairan di perut dan juga tumor pada area panggul

– Wanita yang telah melahirkan banyak anak dalam beberapa kali persalinan

– Faktor genetik

– Wanita yang mengalami menopause dimana terjadinya penurunan kadar estrogen sehingga hal ini dapat mempengaruhi jaringan kolagen

– Kebiasaan merokok

– Adanya tumor yang terjadi pada kandungan

– Adanya beban terus menerus atau serinng mengejan

– Pernah mengalami riwayat persalinan dengan menggunakan alat forcep atau vakum sehingga adanya kerusakan pada jalan lahir

– Wanita usia lanjut yang dapat menyebabkan kolagen menjadi berkurang sehingga terjadinya kelemahan pada jaringan penyangga panggul

Tingkatan Keparahan Dalam Turun Peranakan

Turun peranakan juga memiliki beberapa tingkatan yang tentunya memiliki perbedaan yang mendasar dalam setiap tingkatan tersebut. Untuk tingkatan yang pertama, turun peranakan masih tergolong masih ringan yaitu posisi rahim yang turun akan tetapi masih tetap berada di atas vagina. Tingkatan kedua yaitu posisi rahim yang tampak di lubang vagina dan juga posisi rahim yang turun. Untuk tingkatan ketiga tentunya rahim yang turun sehingga dapat menyembul dari lubang vagina. Sedangkan, tingkatan keempat dimana rahim dapat keluar dengan seutuhnya serta dapat menggantung di bagian luar vagina. Dalam tingkatan turun peranakan ini tentunya Anda harus mulai mewaspadai karena jika dibiarkan, maka akan berdampak buruk bagi Anda.

Pada beberapa kasus turunnya peranakan mungkin tidak akan menimbulkan efek dan juga dampak yang terlalu signifikan bahkan tidak kelihatan sama sekali secara fisik. Terkecuali pada beberapa kasus yang sudah mengalami turun peranakan pada tingkat ke tiga dan juga keempat. Untuk tingkatan ke tiga dan juga keempat, secara fisik akan tampak rahim yang sudah mulai keluar dari vagina tidak jarang yang menimbulkan rasa sakit.

Berbagai keluhan rasa sakit dan juga perih seperti terasa pegal-pegal pada panggul belakang atau rasa sakit yang ditarik-tarik dan juga beberapa keluhan rasa sakit yang berada di perut bagian bawah juga memang sering dirasakan. Pada kondisi ini rahim yang mulai turun ke bawah sampai menggantung keluar vagina tentu akan terasa mengganjal dan juga tidak akan merasa nyaman ketika dibawa berjalan. Terlebih lagi adanya gesekan yang timbul sehingga menyebabkan luka.

Ada beberapa kasus yang sering kita jumpai terlepas turunnya rahim yang disertai dengan turunnya usus besar ke arah rahim dan juga turunnya kandung kemih. Akibat yang ditimbulkan dari turunnya peranakan yaitu buang air kecil yang menjadi terhambat dan tidak merasa kencing dengan tuntas sehingga penetrasi oleh pasangan pun menjadi tidak nyaman pula.

Kasus turunnya rahim tentunya jarang dialami oleh wanita dengan usia yang produktif. Dalam hal ini turunnya rahim tidak dapat berakibat apa-apa selama dalam batasan tertentu. Jika Anda merasa turun rahim, namun masih tergolong ringan, maka Anda masih bisa mengandung. Satu hal yang perlu diperhatikan di sini ialah turunnya rahim yang tidak ada kaitannya dengan perut ibu yang tampak menggantung ketika berbadan dua atau sering disebut dengan perut gantung. Tentunya, ini menjadi dua hal yang cukup berbeda diman perut gantung bukan dikarenakan adanya penurunan rahim. melainkan adanya kelemahan otot-otot yang ada di sekitar perut.

Penyebab Melemahnya Otot Panggul

Turunnya peranakan tentunya bukan tanpa sebab melainkan adanya faktor-faktor tertentu yang memungkinkan hal tersebut dapat terjadi dengan sendirinya. Faktor utama yang menjadi penyebab turunnya peranakan yakni melemahnya otot-otot panggul. Hal ini tentunya disebabkan oleh beberapa kondisi yaitu sebagai berikut:

– Enterokel

Kondisi melemahnya otot panggul disebabkan oleh terjadinya enterokel dimana turunnya sebagian besar area pada usus halus. Hal ini tentunya menyebabkan adanya penekanan ke arah vagina dan membentuk suatu benjolan yang mengarah ke arah luar vagina. Pada kasus ini tentunya Anda dapat mengalami rasa sakit punggung ketika berdiri akan mengalami enterokel. Akan tetapi, ada beberapa rasa sakit yang akan hilang ketika berada dalam posisi berbaring.

– Sistokel

Penyebab kedua yang dapat menyebabkan melemahnya otot panggul ialah turunnya kandung kemih yang mengarah ke vagina sehingga dapat menyebabkan adanya lubang vagina yang tampak lebih menonjol. Pada kondisi ini tentunya dapat membuat wanita merasa kesulitan dalam menahan buang air kecil, bahkan sering buang air kecil dan juga tidak dapat menahan kencing yang tertahan di dalam kandung kemih.

Pages ( 1 of 2 ): 1 2Berikutnya »

Tinggalkan komentar

Show Buttons
Hide Buttons