Mendalami Hipertensi Pulmonal (Hipertensi Paru) Pada Anak

Sementara itu, bayi atau anak mungkin mengalami sinosis ketika mereka beraktivitas atau pada saat mereka beristirahat. Kondisi ini terjadi akibat dari alirah darah dari kanan ke kiri. Sementara pada anak, sesak nafas dapat menjadi gejala yang paling sering ditemukan, terutama saat si kecil melakukan latihan fisik akibat kegagalan yang meningkatkan CO ketika kebutuhan oksigen pada jaringan meningkat.

Hipertensi pulmonal pada anak memang seringkali tidak menunjukan gejala yang cukup spesifik. Gejala-gejala tersebut biasanya sulit untuk dapat dibedakan dengan gejala-gejala lainnya pada penyakit paru atau penyakit jantung yang hampir mirip. Gejala utama dari kondisi ini dapat berupa intoleransi latihan fisik dan kelelahan. Dimana kondisi ini menunjukan adanya ketidak mampuan untuk meningkatkan curah jantung selama si kecil melakukan aktivitas. Terkadang penderita yang mengalami kondisi hipertensi ini pun merasakan nyeri pada bagian dada prekordial, pusing, nyeri kepala atau dalam kondisi tertentu kondisi ini membuat mereka pingsan.

Diagnosis Penyakit Hipertensi Pulmonal

Diagnosis hipertensi pulmonal dapat dibuat berdasarkan anamnesis dan pemeriksaa fisik yang dilakukan oleh dokter. Oleh karenanya, orangtua yang memiliki anak penderita hipertensi perlu membawa si kecil check up ke dokter guna dilakukan pemeriksaan fisik lebih lanjut untuk mengetahui kondisi ini. Sementara itu, untuk menegakkan diagnosis penyakit hipertensi pulmonal penyebab lain yang dapat meningkatkan tekanan pulmonal perlu disingkirkan, seperti halnya penyakit paru kronik, obstruksi persisten saluran nafas atas dan penyakit hati lainnya.

Faktor yang Meningkatkan Resiko Hipertensi Pulmonal Pada Anak

Ada beberapa faktor yang memang dapat memberikan kemungkinan besar seorang anak atau bayi baru lahir mengalami kondisi hipertensi pulmonal. Beberapa kondisi ini diantaranya adalah:

  • Faktor turunan. Anak yang menderita hipertensi pulmonal yang pertama dapat dipicu oleh faktor keturunan atau genetik. Jika terdapat dua atau lebih anggota keluarga anda yang memiliki riwayat penyakit yang sama atau memiliki garis keturunan yang pernah memiliki penyebab mutasi gen PH maka resiko anak terkena dengan hipertensi pulmonal pun akan lebih besar
  • Faktor Gender. Idiopatih PAH dan PAH yang dapat diwariskan (juga dikenal dengan PAH familial) biasanya 2,5 kali lebih sering dijumpai pada perempuan dibandingkan pada pria.
  • Ketinggian. Mereka yang tinggal dikawasan dataran tinggi seperti gunung dan perbukitan akan lebih besar resikonya terkena dengan penyakit yang satu ini.
  • Faktor penyakit lainnya. Penyakit lain seperti halnya penyakit jantung bawaan, penyakit hati, gangguan jaringan ikat seperti lupus dan penyakit paru-paru bisanya membuat penderita lebih mudah mengembangkan kondisi terhadap penyakit hipertensi pulmonal.
  • Obat dan racun. Beberapa kosnumsi obat-obatan tertentu seperti obat terlarang atau obat penekan nafsu makan akan dapat menjadi pemicu timbulnya hipertensi pulmonal pada seseorang.

Itulah dia beberapa hal yang dapat disampaikan dari pembahasan kali ini. Pada intinya, memeriksakan kesehatan si kecil dengan berkonsultasi ke dokter adalah hal yang penting karena gejala dari kondisi penyakit ini biasanya hampir mirip dengan kondisi keluhan kesehatan lainnya. Selain itu, untuk dapat mendiagnosis penyakit hipertensi pulmonal pada umumnya dokter perlu melakukan pemeriksaan fisik lebih lanjut. Untuk itu, bawa serta si kecil untuk melakukan konsultasi kesehatan dan pemeriksaan ke dokter.

Demikianlah semoga pembahasan ini bermanfaat dan dapat memberikan informasi yang cukup untuk anda. Yang terpenting selalu waspada dan jaga selalu kondisi kesehatan buah cinta anda agar penyakit selalu jauh darinya.

Pages ( 2 of 2 ): « Sebelumnya1 2

Tinggalkan komentar

Show Buttons
Hide Buttons