Kenali Dampak Buruk Dari Pola Asuh Hyper Parenting Pada Anak

Selain beberapa hal diatas, ada pula beberapa hal dan dampak buruk lain yang bisa ditimbulkan pada orangtua yang menerapkan pola pengasuhan hyper parenting. Apa sajakah hal tersebut? Mari kita simak berikut ini.

1. Membuat Anak Mudah Cemas

Dengan menerapkan pola pengasuhan ini, hidup anak akan cenderung menjadi tidak tenang. Betapa tidak, pengaturan yang berlebihan dan pola mendidik anak dengan terus-terusan mengikut sertakan orangtua didalamya akan serta merta membuat anak cemas. Terlebih lagi, anak-anak cenderung seringkali merasa kurang percaya diri atau kurang bebas mengekspresikan dirinya sewaktu orangtua mereka bertindak seolah menyatpaminya.

Untuk itulah, memang wajar memberikan dukungan pada anak dengan terus berada disamping mereka. Akan tetapi, tidaklah bijak jika anda memaksakan kehendak anda pada anak-anak. Biarkan anak memilih apa yang mereka inginkan. Dengan begini anak-anak akan dapat menjalaninya dengan senang hati.

2. Emosi Anak yang Mudah Meledak

Pengaplikasian pola pengasuhan hyper-parenting umumnya lebih cenderung membuat orangtua seringkali mendikte anak dan memberikan banyak perintah dan meminta mereka untuk dapat mematuhi keinginan orangtuanya. Hal inilah yang pada akhirnya, membuat anak menjadi cenderung kaku.

Selain itu, banyak tekanan yang akan mereka dapatkan dari orangtuanya, terutama ketika perintah atau keinginan orangtua tidak sesuai dengan apa yang mereka sukai. Hal ini yang pada akhirnya akan membuat emosi anak cepat meledak.

3. Anak Menjadi Kurang Aktif

Kebiasaan yang selalu “diarahkan” dan “didikte” membuat anak-anak hanya akan terbatasi. Kebiasaan oragtua yang memberikan perintah atau menekankan kehendaknya pada anak, membuat mereka terus-terusan terbatas pada apa yang anda harapkan. Tanpa anda sadari, hal inilah yang membuat anak tumbuh menjadi pribadi yang kurang kreatif. Berbeda dengan anak-anak yang diberikan pola pengasuhan yang lebih baik, seperti halnya anak-anak yang diasuh dalam pengasuhan demokrasi. Anak-anak dalam hal ini akan cenderung lebih bebas dan lebih ceria, karena diberikan ruang untuk berekspresi namun dengan tidak menghilangkan pengawasan dari orangtua. Anak-anak yang seperti ini tentunya menjadi lebih kreatif dan cerdas.

4. Depresi Pada Anak

Tidak menutup kemungkinan, anak-anak yang seringkali disibukkan dengan berbagai kegiatan dan tugas yang diberikan oleh orangtuanya dalam rangka “me-manage” anak, akan mencetak pribadi yang murung, kurag ekspresif dan bahkan sulit mendapatkan teman. Hal ini tentunya, masuk akal jika mengingat anak-anak yang dibebani dengan tugas dan kegiatan yang menumpuk membuat mereka cenderung lebih sibuk dengan kegiatannya dan membuat mereka perlahan mengabaikan dunia sosialnya.

5. Kesehatan yang Terganggu

Jelas sudah, anak-anak yang diberikan banyak tugas seperti les, bimbingan belajar dan masih banyak kegiatan lainnya, membuat tenaga maupun pikiran anak terkuras. Lambat laun, energi anak akan berkurang dan tak lagi mampu untuk menghadapi kegiatan segudang yang diberikan oleh orangtua mereka.

Meskipun menginginkan yang terbaik untuk anak-anak, namun bukan berarti anda bisa mengabaikan dampak buruk dan sisi negatif yang bisa mereka hadapi dari pola pengasuhan yang seperti ini. Orangtua juga perlu mempertimbangkan hal ini demi kebaikan anak secara keseluruhan.

Menerapkan pola asuh yang terbaik adalah kunci dari keberhasilan orangtua dalam mendidik anak menjadi generasi bangsa yang lebih baik dan berkualitas. Untuk itu, mengenali dampak baik dan buruk yang mungkin ditimbulkan pada sebuah pola pengasuhan adalah modal awal untuk bisa menentukan pola pengasuhan seperti apa yang akan anda berikan pada buah hati tercinta.

Pages ( 2 of 2 ): « Sebelumnya1 2

Tinggalkan komentar

Show Buttons
Hide Buttons