Inilah Alasan dan Penyebab Bayi Tidak Menangis Ketika Lahir

– Prolaps tali pusar

– Trauma pda bayi di dalam kandungan

– Ibu yang mengonsumsi jenis obat-obatan tertentu

– Ibu yang mengalami preeklampsia dan eklampsia

– Distosia batu atau persalinan macet ketika sudah mencapai bahu bayi

Asfiksia yang terjadi pada bayi tentunya harus ditangani sesegera mungkin karena jika tidak akan menyebabkan oksigen tidak dapat mencapai otak bayi. Jika hal ini terjadi, maka akan meningkatkan risiko terjadinya kecacatan seperti autisme, ADHD, lumpuh otak (cerebral palsy), kejang bahkan hingga kematian.

Cara yang dapat Anda lakukan yakni dengan membersihkan tubuh bayi secara keseluruhan mulai dari wajah, kepala hingga bagian tubuh lainnya. Selain itu, tim medis juga akan menepuk-nepuk atau menggosok perut, punggung , dada bayi dan juga menekan telapak kaki bayi untuk merangsang agar bayi dapat bernapas dan mengeluarkan tangisan. Jika bayi tetap tidak menangis, maka dokter akan menghisap cairan yang ada di mulut dan juga hidung bayi dengan menggunakan pipa isap untuk membersihkan sumbatan dan memastikan kedua lubang tersebut dapat terbuka dengan penuh.

Alasan Mengapa Bayi Harus Menangis Saat Dilahirkan

Bayi harus menangis ketika dilahirkan tentunya sangat berhubungan dengan keadaan bayi. Ketika proses persalinan bayi akan merasakan udara luar yang tentu jauh berbeda dengan keadaan rahim seorang ibu. Keadan ini tentunya memaksa bayi merasakan udara yang dingin dan juga cahaya yang sebelumnya tidak pernah ia rasakan. Setelah tali pusar bayi terputus, maka mau tidak mau bayi akan langsung mendapatkan sendiri oksigen tanpa bantuan sang ibu.

Dalam hal ini menangis memang cara terbaik yang dapat bayi tunjukkan untuk menandakan bahwa tidak terjadi apa-apa pada saluran pernapasan bayi. Kondisi ini juga turut mempengaruhi kondisi organ vital lainnya seperti jantung, otak, ginjal, pembuluh darah dan juga organ tubuh lainnya. Inilah yang menjadi alasan mengapa bayi harus menagis ketika dilahirkan. Pada bayi yang normal tentunya akan menangis dalam waktu 30 detik hingga 1 menit pertama setelah proses persalinan. Ketika bayi lahir tentunya ia akan mulai beradaptasi dengan lingkungan luar dan juga menghirup udara untuk pertama kalinya. Inilah kondisi yang memicu dimana bayi akan mengeluarkan suara berupa tangisan.

Ketika bayi masih di dalam  kandungan, bayi akan mendapatkan oksigen dari ibu melalui plasenta. Kondisi inilah yang terjadi dimana paru-paru dan juga organ tubuh lainnya mengalami perkembangan hingga tahap hingga bayi dilahirkan. Selain itu, paru-paru bayi yang masih di dalam kandungan dapat berisi cairan amnion yakni cairan ketuban yang dapat melindungi bayi selama di dalam kandungan.

Ketika menjelang kelahiran, cairan ketuban pada bayi akan terus menyusut dan juga mengering dengan perlahan. Hal ini berarti air ketuban yang ada di dalam paru-paru bayi juga akan ikut berkurang yang menjadi bentuk persiapan bagi bayi untuk mulai bernapas di dunia luar.

Dalam beberapa kasus ditemukan dimana cairan ketuban pada bayi masih tersisa pada paru-paru. Hal inilah yang menyebabkan bayi berisiko mengalami sumbatan pada sistem pernapasannya. Hal ini yang yang menjadi alasan mengapa bayi harus menangis yakni untuk membantu membersihkan lendir yang masih tersisa pada paru-paru untuk memudahkan jalannya oksigen di dalam tubuh bayi.

Bahaya Bayi Tidak Menangis

Pada umumnya, bayi yang tidak menangis akan menyebabkan beberapa gangguan pernapasan yaitu paru-paru. Namun, ada beberapa dampak yang dapat terjadi dimana bayi tidak menangis ketika dilahirkan yang sangat mengganggu perkembangan bayi, diantaranya:

Kejang

Dampak pertama yang dapat terjadi dimana bayi mengalami asfiksia yakni terjadinya gangguan gas dan juga transport O2 sehingga akan menyebabkan penderita kekurangan oksigen dan sulit untuk mengeluarkan karbondioksida. Kondisi ini tentunya dapat menyebabkan terjadinya kejang pada anak yang dapat menyebabkan perfusi jaringan menjadi tidak efektif.

Terjadinya ederma dan pendarahan pada otak

Pada bayi yang tidak menangis tentunya akan menyebabkan bayi mengalami gangguan fungsi jantung hingga berlarut-larut sehingga dapat terjadinya renjatan neonatus. Kondisi ini tentunya dapat menyebabkan aliran darah ke otak akan menurun. Bagaimanapun juga, keadaan ini akan menyebabkan hipoksia dan juga iskemik otak sehingga dapat berakibat terjadinya edema otak sehingga dapat menimbulkan pendarahan pada otak.

Anuria atau Oliguria

Pada umumnya, bayi akan kencing pada 49 jam pertama setelah dilahirkan. Dalam kondisi normal, setelah lahir produksi urin bayi berkisar 1-3 ml/kg. Disebut dengan kondisi oliguria jika produksi pada urin sedikit yakni <0,5-1 ml/kg BB/jam. Sedangkan anuria terjadi pada bayi yang tidak memiliki kemampuan untuk buang air kecil pada 24 jam pertama. Kondisi ini biasanya masih dianggap normal dikarenakan bayi telah buang air kecil setelah persalinan.

Untuk metode penanganan pada bayi yang tidak menagis setelah dilahirkan hendaknya bayi langsunng ditutup dengan kain bersih dan kering pada seluruh bagian tubuhnya kecuali telapak tangan. Jika memungkinkan, maka dapat dipasang sebuah alat yang dapat dimasukkan ke dalam mulut melalui aliran O2 dengan tekanan 12 mmHg. Tindakan awal ini tentunya dapat dilakukan untuk mempertahankan kelangsungan hidup bayi dan juga mengatasi gejala terjadinya pasokan oksigen ke jaringan dan organ tubuh lainnya serta gangguan pernapasan.

Demikianlah beberapa penyebab bayi tidak menangis, alasan mengapa bayi harus menangis serta bahaya yang dapat terjadi jika bayi tidak menangis. Semoga bermanfaat!

Pages ( 2 of 2 ): « Sebelumnya1 2

Tinggalkan komentar

Show Buttons
Hide Buttons