Chorioamnionitis dan Kehamilan

Dengan mengetahui berbagai macam fungsi dari plasenta pada tumbuh kembang janin selama di dalam kandungan, sudah pasti sangat berhubungan dengan gangguan kesehatan apabila plasenta mengalami gangguan. Hal inilah yang memperburuk kondisi ibu yang mengalami chorioamnionitis.

Pada ibu yang terinfeksi chorioamnionitis sekitar 95-97% dapat terobati dengan pemberian antibiotik. Pada bayi yang lahir prematur lebih rentan terkena komplikasi yang lebih serius bahkan dapat menyebabkan bayi meninggal karena terjadi infeksi yang lebih serius. 

Sedangkan apabila chorioamnionitis terjadi pada awal kehamilan dan ibu tidak mengalami gejala apapun maka besar kemungkinan ibu mengalami bayi lahir prematur atau meninggal di dalam kandungan.

Pengobatan dan Pencegahan chorioamnionitis

Menjaga kesehatan dengan pola hidup sehat memang saran yang terbaik. Meskipun seringkali klise, hanya saja ini benar adanya.Bagi ibu hamil kesehatan sangat penting. Terlebih menjaga janin di dalam kandungan. Infeksi yang terjadi pada plasenta akan berkaitan dengan kelahiran yang prematur. Bahkan bayi akan rentan terkena infeksi yang membahayakan keselamatan.

Penanganan dapat dilakukan dengan merujuk pasien ke rumah sakit. Kemudian dokter akan memberikan obat antibiotik dan terminasi kehamilan. Baik pada serviks yang matang dilakukan induksi persalinan dengan oksitosin atau apabila serviks sebelum matang dengan prostaglandin dan infus oksitosin. Apabila dilakukan persalinan pervaginam maka antibiotik setelah persalinan akan diberhentikan. Bahkan apabila persalianan dilakukan dengan seksio sesarea maka antibiotik dan tambahan metronodazol diberikan.

Kondisi ibu dan janin sangat menentukan untuk tindakan yang akan diambil oleh medis. Lebih baik anda memang berkonsultasi ketika mengalami gejala gejala yang berhubungan dengan Chorioamnionitis sehingga dapat menghindari terjadinya gangguan yang tidak diinginkan pada tumbuh kembang janin. Chorioamnionitis berisiko lebih tinggi pada ibu hamil yang pernah mengalami ketuban pecah di kehamilan sebelumnya, apabila anda salah satunya konsultasikan untuk melakukan pencegahan.

Dengan demikian Chorioamnionitis merupakan masalah obstetrik yang dipertimbangkan sebagai penyebab utaman terjadinya kelahiran prematur. Sehingga akan memberikan dampak kesehatan pada janin. Bahkan penyebab kematian prenatal 70% disebabkan karena Chorioamnionitis.

Kejadian Chorioamnionitis berhubungan dengan usia kehamilan hingga kondisi ekonomi yang mengakibatkan nutrisi kurang diperhatikan oleh ibu hamil. Ibu hamil yang kurang mendapatkan nutrisi selama kehamilan maka akan menyebabkan insiden infeksi lebih tinggi. Chorioamnionitis akan menyebabkan kelahiran prematur dan ketuban pecah dini sehingga menimbulkan dampak sakit dan kematian perinatal. Meskipun sampai saat ini ketuban pecah dini belum ditemukan penyebab utamanya. Salah satunya erat kaitannya dengan infeksi bakteri.

Chorioamnionitis seringkali ditemukan pada kehamilan atau intra persalinan. Kondisi ibu hamil yang berhubungan dengan kurangnya nutrisi dan anemia dapat meningkatkan risiko terjadinya Chorioamnionitis. Perilaku yang sehat , kehidupan seksual yang baik dan sehat dan juga konsumsi makanan yang mengandung nutrisi sangat dibutuhkan untuk ibu hamil terhindar dari Chorioamnionitis. Pemeriksaan cultur bakteri dapat dilakukan untuk membantu proses pengobatan yang dilakukan pada ibu hamil yang terserang Chorioamnionitis. Pemberian obat anti infeksi yang akan membantu ibu dari rasa sakit dan neonatal.

 

Pages ( 2 of 2 ): « Sebelumnya1 2

Tinggalkan komentar

Show Buttons
Hide Buttons