Bolehkah Ibu Menyusui Bayi Kuning?

Sirkulasi enterophepatik dapat terjadi karena kurangnya ASI, hal ini mempengaruhi penyerapan bilirubin yang tinggi sehingga pergerakan usus pada bayi menurun.

Dengan mengetahui penyebab terjadinya bayi kuning, maka sudah pasti anda dapat menjawabnya bahwa menghentikan ASI bukan solusi yang tepat pada bayi kuning. Bayi kuning umum terjadi sehingga pada kondisi menyusui yang berlangsung baik maka penyakit kuning tidak mengharuskan ibu berhenti menyusui. Apabila anda menghentikan proses menyusui maka akan memperburuk kondisi dan mengganggu pemenuhan kebutuhan nutrisi bayi. Pemberian ASI yang sering akan membantu dalam meredakan kondisi ikterik.

Anda dapat memberikan ASI hingga 8-12 kali dalam satu hari, bahkan frekuensi yang lebih. Dengan cara ini maka bayi akan mudah sembuh, kondisi ini berkaitan dengan kadar bilirubin yang menurun apabila pemberian asupan pada bayi meningkat. Sehingga gerakan usus besar akan membantu dalam pengeluaran bilirubin

Sedangkan apabila bilirubbin melebihi batas normal maka anda dapat berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan penanangan fototerapi. Umumnya pada terapi ini ASI dapat diberikan sesering mungkin untuk proses pertumbuhan. Selain itu pada bayi kuning anda dapat berkonsultasi dengan ahli laktasi untuk memastikan posisi yang benar dalam pemberian ASI pada bayi. Sedangkan apabila anda disarankan untuk mendapatkan suplemen dalam meningkatkan kalori dan asupan bayi anda dapat menggunakan sesuai dengan resep dokter.

Dengan demikian apabila anda harus menghentikan proses menyusui saat bayi anda sakit (salah satunya ketika mengalami bayi kuning) tidak benar. Beberapa kondisi mungkin meminta anda untuk menghentikan sementara (1×24 jam) itupun harus sesuai dengan anjuran ahli medis apabila ditemukan kelainan atau kondisi yang memperburuk. Umumnya kondisi kesehatan pada bayi akan ditunjang optimal dalam pemberian ASI tanpa harus berhenti memberikan ASI.

Pages ( 2 of 2 ): « Sebelumnya1 2

Tinggalkan komentar

Show Buttons
Hide Buttons