Berbagi Cerita di Sekolah Anak Pengidap HIV

5

Murid-murid yang bersekolah di Red Ribbon sebagian besar adalah yatim piatu bahkan mereka diasingkan/ditelantarkan oleh orang tua nya. Hal ini yang membuat kepala sekolah, Guo Xiaoping ingin menghabiskan waktu bersama mereka untuk mengganti peran sebagai orang tuanya.
Bahkan kepala sekolah Red Ribbon tidak keberatan bermain di saat waktu luangnya sebagai kepala sekolah sekaligus menghadirkan sosok orang tua. Kebanyakan dari mereka tidak mengenal keluarnya sehingga banyak diantaranya yang memanggil Guo (kepala sekolah) dengan panggilan “ayah”. Hanya saja Guo menolak, alasannya sosok orang tua mereka tidak bisa digantikan.

Beberapa kisah yang dilansir di laman shanghaiist.com diantaranya adalah Xiaofan (17) ia serius belajar gitar bersama dengan gurunya. Setelah ibunya meninggal karena AIDS dan ayahnya tewas akibat kecelakaan mobil, ia yang waktu itu masih berusia tiga tahun tinggal bersama nenek dan kakaknya. Kini ia menjadi murid di sekolah ini, Red Ribbon School.

Kebutuhan anakyang terpenuhi di sekolah ini. Tidak hanya bersekolah saja tetapi mereka bermain dengan teman sebayanya. Bahkan kebahagian mereka terekam ketika menikmati turun hujan bersama dan menghabiskan waktu luang untuk menonton televisi bersama di ruang guru.

Selama sekolah ini berdiri, tercatat satu murid yang meninggal dunia. Seperti diketahui bahwa harapan hidup dari penderita HIV/AIDS yang pendek. Sebagai kepala sekolah, Guo yang merasa sangat sedih kehilangan muridnya dan juga sangat mengingat hal tersebut akan terjadi kapan saja ia harus ikhlas, asal dia berhasil merawat murid-murid penderita HIV/AIDS dengan baik. Memang membutuhkan perjuangan yang tidak mudah untuk dapat merawat anak-anak.

Pages ( 2 of 2 ): « Sebelumnya1 2

Tinggalkan komentar

Show Buttons
Hide Buttons