Bagaimana Cara Mendeteksi Penyakit Lupus?

Penyakit lupus akan menyerang organ sehingga tidak dapat diketahui merupakan gejala penyakit organ tertentu atau gejala penyakit lupus. Terkadang gejala samar bisa datang ataupun menghilang. Diagnosa yang dilakukan harus bertahap untuk mengetahui riwayat kerja pasien sehingga dapat digabungkan dengan pemeriksaan laboratorium kemudian dilakukan pemeriksaan untuk mengetahui kekebalan tubuh.

Gejala Penyakit Lupus

Gejala penyakit lupus yang beragam akan tetapi dapat dikenali dengan adanya bercak-bercak merah yang berada di tubuh penderita lupus. Penderita lupus akan mengalami ruam yang semakin parah apabila sudah terkena sinar matahari. Pada umumnya gejala penyakit lupus dibagi menjadi dua yaitu gejala yang umum dan gejala yang terjadi pada organ yang terserang. Pada odapus akan mengalami gejala yang berbeda dengan penderita lupus lainnya.

Pada gejala orang yang terkena lupus dapat dipersentasikan 95% mengalami sakit pada sendi. Sedangkan 90% mengalami demam yang tinggi hingga 38 derajat celcius dan mengalami bengkak pada sendi. Selanjutnya 81% mengalamli kelelahan yang berkepanjang disusul dengan ruam kulit sebesar 74%. Bahkan gejala penderita lupus akan mengalami anemia dengan presentase 71%.

Selanjutnya gejala lainnya yaitu gangguan ginjal (50%), sakit pada dada dalam (45%), mengalami ruam kupu kupu pada wajah (42%), mengalami sensitif pada sinar matahari (30%), kerontokan pada rambut (27%) kemudian mengalami gangguan abnormal darah (20%), mengalami jari yang memutih dan membiru (17%), mengalami stroke (15%), sariawan (12%) dan seringkali mengalami hilangnya nafsu makan (60%).

Mendeteksi Penyakit Lupus

Seteleh mengetahui gejala yang berhubungan dengan penyakit lupus sebaiknya anda berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan penanganan dini sehingga tidak semakin parah. Apalagi jika memiliki riwayat keluarga yang mengalami penyakit lupus. Dokter akan menyarankan untuk melakukan pemeriksaan dengan mendiagnosis penyakit dengan melakukan pemeriksaan laboratorium diantara lain :

  1. Melakukan pemeriksaan anti nuclear antibodi (ANA). Pemeriksaan anti-nucler antobodi bertujuan untuk menentukan auto antibodi yang terdapat di dalam darah.
  2. Pemeriksaan anti double stranded DNA (Pemeriksaan anti ds DNA). Pemeriksaan ini bertujuan untuk menentukan pasien yang memiliki antibodi pada materi genetik yang terdapat di dalam sel.
  3. Pemeriksaan anti-Sm Antibodi. Tujuan dilakukan pemeriksaan anti-Sm antibodi untuk menentukan antibodi yang terdapat di dalam Sm yang terdapat di dalam sel protein inti.
  4. Pemeriksaan keberadaab immune complexes (kekebalan) di dalam tubuh penderita
  5. Pemeriksaan dalam menguji total dari serum complement. Tujuan dilakukan pemeriksaan ini untuk meningkatkan nilai tingkat spesifik C3 dan C4 yaitu dua jenis protein.
  6. Pemeriksaan sel LE (LE cell prep). Pemeriksaan untuk mengetahui keberadaan jenis sel tertentu yang dipengaruhi antibodi pada lapisan inti sel meskipun pemeriksaan ini jarang dilakukan dibandingkan dengan pemeriksaan anti nuclear antibodi.
  7. Pemeriksaan Pendukung. Selanjutnya pemeriksaan lengkap berupa thrombosit, leukosit selanjutnya urine rutin, antibodi, biopsy ginjal dan biopsy kulit.

Diagnosa

Penyakit lupus yang sulit didiagnosa adalah penyakit lupus sistemik. Penyakit lupus sistemik merupakan penyakit yang sifatnya multi sistem sehingga sulit didiagnosa. Selain itu penyakit lupus tidak berkembang dengan cepat sehingga gejala akan muncul timbul dan berkembang pada penderita. Bahkan penyakit lupus sistemik akan meniru berbagai jenis penyakit. Bahkan penyakit lupus sistematik meskipun sudah melakukan tes laboratorium ANA positif belum tentu terserang penyakit lupus.

Sedangkan untuk menentukan penyakit lupus sistematis ahli medis harus mengumpulkan data, paling tidak ditemukan 4 gejala lupus dan didukung pemeriksaan laboratorium. Sehingga dapat ditemukan apakah penderita mengalami penyakit lupus atau bukan mengalami penyakit lupus.

Pages ( 2 of 2 ): « Sebelumnya1 2

Tinggalkan komentar

Show Buttons
Hide Buttons