– Disfonia dan disfagia
– Sering menggunakan otot
– Orang yang selalu kerja melebihi kekuatan tubuhnya
– Orang dengan gaya hidup yang tidak sehat
Itulah beberapa faktor risiko yang tentunya menjadi acuan dan juga cambuk bagi kita untuk sebisa mungkin menghindarinya agar tidak bertambah parah. Beberapa faktor yang berhubungan dengan gaya hidup dan juga kebiasaan yang kita lakukan tentunya bisa kita hindari sebaik mungkin.
Diagnosa Penyakit Polimiositis
Banyak yang beranggapan bahwa polimiositis ialah penyakit yang dihubungkan dengan distrofi otot. Pada umumnya, dokter akan mendiagnosis pasien-pasien yang terindikasi polimiositis dengan menanyakan terlebih dahulu riwayat kesehatan serta melakukan pemeriksaan secara fisik. Tidak jarang dokter akan melakukan biopsi otot dengan cara mengambil sampel jaringan otot dan akan diperiksa di bawah mikroskop. Pemeriksaan ini tentunya menjadi salah satu langkah yang dapat dilakukan untuk menentukan diagnosis polimiositis.
Selain itu, ada beberapa cara untuk mendiagnosis penyakit polimiositis dengan melakukan sejumlah tes, diantaranya:
– Pemeriksaan darah creatine phosphokinase (CPK) yang tentu dapat melihat adanya kerusakan pada otot.
– Elektromiografi dilakukan untuk melihat adanya aktivitas listrik pada otot.
Selain itu, ada beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mendiagnosis penyakit polimiositis, seperti:
Tes darah
Diagnosis pertama tentunya dokter akan menyarankan Anda untuk melakukan tes darah. Tes darah ini tentunya menghasilkan kadar enzim yang meningkat pada otot seperti aldolase dan juga creatine kinse (CK). Dalam hal ini tentunya peningkatan aldolase dan juga kadar CK dapat mengindikasi adanya kerusakan pada otot. Selain itu, tes darah juga dimaksudkan untuk mendeteksi autoantibodi tertentu sehingga dapat menentukan perawatan dan juga pengobatan yang paling tepat.
Biopsi otot
Dalam hal ini tentunya bagian kecil dari jaringan otot dapat diangkat dengan operasi untuk analisis laboratorium. Langkah biopsi ini tentunya dapat menunjukkan adanya kelainan pada otot seperti infeksi, peradangan dan juga kerusakan. Langkah ini juga dapat diperiksa untuk melihat adanya defisiensi enzim dan juga protein abnormal. Biasanya, biopsi otot dapat menunjukkan adanya sel otot yang mati, regenerasi serat otot, degenerasi dan juga inflamasi.
Elektromiografi
Pada langkah ini tentunya dokter spesialis akan memasukkan jarum elektroda ke dalam otot melalui kulit untuk dilakukan pengujian. Dalam tahap ini tentunya aktivitas elektrik diukur ketika Anda mengencangkan dan juga mengendurkan otot serta adanya perubahan yang dapat mengonfirmasi penyakit otot tersebut. Langkah ini tentunya dapat menentukan distribusi adanya penyakit dengan menguji berbagai kinerja otot.
MRI (Magnetic Resonase Imaging)
MRI yang dilakukan untuk melihat adanya tanda pada peradangan otot. Dalam hal ini tentunya scanner dapat menampilkan gambar cross-sectional pada otot. Data tersebut dapat dihasilkan oleh adanya medan magnetik yang cukup kuat dan juga gelombang radio. Tidak seperti pada biopsi otot, MRI tentunya dapat melihat adanya peradangan yang terjadi pada area yang besar pada otot.
Pengobatan Polimiositis Yang Dapat Anda Lakukan
Meskipun memang tidak ada yang pasti dalam mengobati polimiositis. Namun tentunya pengobatan yang difungsikan untuk meningkatkan fungsi dan kekuatan otot. Semakin perawatan dilakukan oleh penderita polimiositis, tentunya semakin efektif pula perawatan yang dapat dilakukan untuk mencegah jumlah komplikasi menjadi lebih sedikit. Tentu, tidak ada salahnya bagi Anda untuk tetap mencoba berbagai cara demi mendapatkan perawatan yang terbaik. Berdasarkan respon dan juga gejala tentunya dokter akan menyesuaikan jenis dan juga strategi perawatan pada penderita polimiositis, diantaranya:
Dengan obat-obatan
Pengobatan pertama yang dapat dilakukan ialah dengan pemberian obat-obatan yang memang umum diberikan seperti;
– Corticosteroid-sparing agent
Jenis obat ini tentunya kombinasi dengan kortikosteroid. Jenis obat ini tentunya dapat berpotensi mengurangi dosis dan juga efek samping dari kortikosteroid. Kedua jenis obat paling umum digunakan untuk penderita polimiositis ialah methotrexate (trexall) dan juga azathioprine (Azasan, Imuran).
– Rituximab (Rituxan)
Obat kedua tentunya untuk mengobati rheumatoid arthritis. Selain itu, rituximab juga menjadi salah satu pilihan jika terapi awal memang tidak cukup untuk mengontrol gejala polimiositis.
– Kortikosteroid
Obat-obatan selanjutnya yang sering digunakan untuk penderita polimiositis seperti prednisone. Ini menjadi obat efektif yang dapat digunakan. Namun jangan digunakan obat ini untuk jangka waktu yang cukup panjang karena akan memiliki efek samping yang cukup serius sehingga dokter akan mengurangi dosis tersebut secara bertahap.
Terapi
Selain menggunakan obat, Anda juga dapat melakukan berbagai terapi untuk meringankan gejala sebagai berikut:
– Terapi wicara
Kenapa memasukan terapi wicara ke dalam salah satu langkah yang dapat digunakan untuk pengobatan? Hal ini dikarenakan jika otot menelan Anda sudah melemah, maka tidak menutup kemungkinan bagi Anda untuk kesulitan berbicara. Untuk itu, terapi wicara ini memang sangat direkomendasikan bagi Anda untuk menyesuaikan suatu perubahan ini.
– Terapi fisik
Selain terapi wicara, tentunya terapi fisik juga dapat dilakukan untuk menjaga dan juga meningkatkan fleksibilitas dan juga kekuatan otot tubuh. Dalam hal ini tentunya Anda dapat menyarankan tingkat aktivitas yang sesuai dengan pengobatan yang dapat Anda lakukan.
– Penilaian diet
Langkah ini tentunya menjadi langkah lanjutan dari polimiositis. Hal ini dikarenakan menelan dan juga mengunyah dapat membuat Anda menjadi lebih sulit. Langkah ini tentunya sangat berguna bagi Anda untuk melatih Anda menyiapkan makanan dan juga minuman yang dapat Anda konsumsi.
Itulah beberapa hal yang harus Anda ketahui mengenai polimiositis, penyebab, gejala dan cara mengobati penderita polimiositis. Semoga bermanfaat!