Gangguan Konstipasi, Penyebab, Gejala dan Cara Penanganan

Sistem pencernaan merupakan organ atau jalur sebagai peredaran proses mencerna makanan di dalam tubuh.

Sistem pencernaan memiliki tugas sebagai tempat penerima makanan, mencerna makanan dan memecahnya menjadi nutrisi agar bisa diserap yang selanjutnya akan disebarkan ke seluruh tubuh dengan perantara darah. Selain itu, sistem pencernaan juga bertugas dalam memisahkan atau membuang makanan tertentu yang tidak bisa dicerna.

Sistem pencernaan sangat rentan terhadap gangguan yang menyerang, yang mana gangguan-gangguan tersebut akan menghambat proses atau kinerja organ pencernaan itu sendiri. Seperti yang sudah diketahui, banyak sekali gangguan yang terjadi pada sistem pencernaan, selain diare dan maag, gangguan pencernaan yang biasanya sering dialami oleh banyak orang yaitu konstipasi.

Apa Itu Konstipasi?

Konstipasi atau yang lebih dikenal dengan sembelit merupakan gangguan pencernaan yang mana feses atau tinja tertahan di dalam usus besar dalam waktu yang cukup lama. Hal ini disebabkan karena adanya kesulitan ketika mengeluarkannya. Dimana kesulitan tersebut disebabkan karena tidak adanya gerakan paristaltik pada usus besar, sehingga dengan begitu buang air besar menjadi tidak teratur serta pada perut akan timbul perasaan yang tidak nyaman.

Klasifikasi Konstipasi

Berdasarkan lamanya keluhan yang dirasa, konstipasi dibedakan menjadi 2 jenis yaitu, konstipasi akut dan konstipasi kronis. Disebut sebagai konstipasi akut yaitu apabila keluhan yang dirasa kurang dari 4 minggu. Sedangkan konsitipasi kronis berlangsung lebih dari 4 minggu.

Apa Saja Penyebab Konstipasi?

Konstipasi merupakan penyakit yang umum, dimana penderitanya lebih banyak wanita bahkan 2 kali dibandingkan dengan pria, terlebih lagi ketika masa kehamilan berlangsung. Selain itu, konstipasi juga akan terjadi pada manula.

Karena gangguan ini banyak dialami, oleh sebab itu mulai muncul berbagai macam pertanyaan akan penyebab konstipasi itu sendiri. Banyak orang yang bertanya apakah penyebab antara orang yang satu sama dengan orang yang lainnya? Sebenarnya penyebab konstipasi antara masing-masing orang berbeda. Bahkan penyebab yang terjadi pada satu orang bisa lebih dari satu. 

Secara umum ada beberapa faktor pemicu yang bisa mempengaruhinya, seperti misalkan kurang minum, adanya perubahan pola makan, kurang mengkonsumsi serat, serta kebiasaan mengabaikan keinginan buang air besar. Selain disebabkan oleh gaya hidup yang kurang sehat, konstipasi juga disebabkan karena adanya pengaruh obat-obatan tertentu, serta adanya kecemasan atau depresi.

Sedangkan penyebab pada anak-anak biasanya karena buruknya pola makan, adanya rasa cemas saat menggunakan toilet, serta latihan pertama kali menggunakan toilet.

Apa Gejala Konstipasi?

Gejala utama gangguan ini yaitu kesulitan melakukan buang air besar, serta frekuensinya jarang dibandingkan dengan sebelumnya. Selain itu, gejala yang biasanya dirasakan oleh penderita yaitu ia harus mengeluarkan tenaganya untuk mengejan ketika buang air besar, bahkan penderita akan merasa bahwa prosesnya tidak tuntas. Selain itu, tinja yan keluar akan terlihat keras, kering serta padat dengan ukuran yang besar atau bahkan sangat kecil. Selain gejala yang sudah disebutkan tadi, gejala lain yang mungkin anda rasakan yaitu perut terasa kembung, adanya kram pada perut, mual serta nafsu makan berkurang atau hilang.

Konstipasi yang dialami oleh bayi atau anak-anak pun memiliki gejala yang hampir sama dengan orang dewasa. Tetapi bedanya, anak-anak dan bayi biasanya sering meninggalkan bercak-bercak cairan pada celananya yang disebabkan karena adanya penumpukan tinja di rektum. Selain itu, mereka pun cenderung aka terlihat lemas, murung atau rewel.
Jika gejala konstipasi disertai dengan muntah-muntah, demam, adanya luka pada kulit sekitar anus, adanya darah saat buang air besar serta berat badan menurun, maka anda harus segera membawa anak anda pergi ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang lebih lanjut.

Pages ( 1 of 2 ): 1 2Berikutnya »

Tinggalkan komentar

Show Buttons
Hide Buttons