Perhatikan! Jangan Lakukan Hal Ini Pada Anak Pasca Perceraian

Perceraian adalah sebuah akhir dari hubunag pernikahan.

Ketika sepasang suami istri dalam rumah tangga memutuskan untuk tidak melanjutkan hubungan rumah tangganya, maka mereka akan meminta pemerintah untuk memidahkan dan memutuskan hubungan pernikahan yang telah mereka bina. Kabar perceraian dalam rumah tangga dimana sepasang suami istri sudah memiliki anak, tentunya bukanlah kabar gembira. Sebuah perceraian dalam rumah tangga, bukan hanya akan memberikan dampak yang fatal pada pasangan tersebut, namun keluarga yang ada didalamnya pun akan ikut menderita dan merasakan dampak perpisahan tersebut, dalam hal ini terutama anak.

Perceraian yang dipilih oleh pasangan suami istri dalam sebuah rumah tangga tentunya tidak dipilih dengan sembarang dan bukanlah sesuatu yang didambakan oleh setiap pasangan. Tidak ada pasangan yang ingin berpisah, apalagi ketika rasa cinta dan kasih sayang mereka masih begitu besar terhadap pasangannya. Akan tetapi, ketika masalah dan berbagai polemik dalam rumah tangga sudah tidak ada lagi jalan penyelesaiannya, maka perceraian seringkali diambil sebagai jalan akhir untuk menyudahi pertengkaran dan perselisihan dalam rumah tangga.

jangan lakukan hal ini pada anak setelah bercerai 1

Meskipun dianggap sebagai cara yang bisa menyelesaikan masalah dan perselisihan dalam rumah tangga, akan tetapi tak bisa dipungkiri bahwa jauh didalam lubuk hati terdalam kita, merelakan pasangan yang dulu kita cintai dan kita sayangi untuk jauh dari kita adalah hal yang menyakitkan. Apalagi saat segala rutinitas dan kebiasaan kita harus dijalani tanpa kehadiran pasangan. Kalaupun kita dan pasangan tidak merasakan kesakitan tersebut, maka rasa kecewa dan sakit itu akan dirasakan oleh anak-anak. Merekalah yang akan akan menelan kepahitan dan dampak yang menyakitkan dari perpisahan ini.

Banyak anak yang membawa bekas luka dari “pertempuran” perceraian kedua orangtuanya hingga mereka dewasa. Luka yang tak pernah sembuh akibat menyaksikan keretakan rumah tangga ayah dan ibunya akan terus membayang-bayangi kehidupan si anak. Apalagi saat mereka menjadi bagian yang harus menyaksikan perselisihan dan pertengkaran sebelum sidang perceraian diputuskan. Hal ini akan semakin membuat mereka terpukul dan putus asa. Pada akhirnya, mental dan perkembangan anaklah yang akan terganggu.

Padahal seharusnya orangtua yang hendak atau telah bercerai menyadari betul bahwa ketika mereka dulu bertemu dengan cara yang baik-baik dan bersatu dengan jalan yang baik-baik, mengapa harus mengakhirinya dengan cara yang menyedihkan. Setiap pasangan yang menikah tentunya mencari sebuah kebahagiaan. Akan tetapi, jika pada prosesnya terlalu banyak halangan dan rintangan yang mereka alami dan tak kuat lagi untuk menahan beban yang sudah begitu besar, maka jalan terakhir yang diambil adalah perpisahan.

Nah, setelah perpisahan dengan pasangan, anda juga harus paham betul hal apa sajakah yang tidak sebaiknya disampaikan atau dilakukan pada si kecil yang mana hal-hal tersebut malah akan memancing masalah baru atau memberikan mereka tekanan yang lebih dahsyat. Hal apa sajakah itu? Mari kita simak berikut ini.

1. Jangan Jadikan Anak Sebagai “Jembatan Untuk Berkomunikasi”

Terkadang, setelah perpisahan yang menyakitkan bersama dengan pasangan, kita sering sekali merasa canggung bahkan enggan berbicara bersama dengan mantan pasangan. Yang mana pada akhirnya, kita akan melibatkan anak dalam hal ini. Membuat mereka seolah menjadi “jembatan anda untuk berkomunikasi” bersama dengan pasangan seringkali diambil sebagai alternatif. Akan tetapi menurut seorang ahli keluarga perceraian beranam M Gary Neuman mengungkapkan bahwa menjadikan anak-anak sebagai jembatan berkomunikasi bukanlah hal yang bijak.

Untuk itu, cari media yang lain yang bisa membuat anda menjalin komunikasi dengan mantan pasangan. Dalam hal ini seperti email, pesan singkat dan lain sebagainya. Meskipun terkadang anda merasa malas untuk kembali terhubung dengan mantan pasangan, namun ingatlah ia adalah orangtua anak anda sendiri.

Pages ( 1 of 2 ): 1 2Berikutnya »

Tinggalkan komentar

Show Buttons
Hide Buttons