Penyakit Asam Lambung, Penyebab, Gejala dan Pengobatan

Lambung merupakan salah satu organ pada sistem pencernaan manusia.

Organ ini memiliki fungsi sebagai penghancur makanan agar makanan lebih lunak dan kecil sehingga dengan begitu mudah dicerna oleh tubuh. Lambung memiliki zat asam di dalamnya yang disebut dengan asam lambung, yang mana zat tersebut berfungsi untuk melakukan fungsi pencernaan. Asam lambung yang terdapat di dalam lambung bisa normal maupun meningkat. Keadaan asam lambung yang tinggi ini justru akan menimbulkan berbagai macam masalah yang memiliki dampak buruk untuk kesehatan.

Asam lambung merupakan salah satu zat asam yang tergolong ke dalam asam kuat yakni asam hidroklorat atau HCL. Ketika lambung dalam keadaan normal, pengeluaran asam lambung dijaga oleh suatu mekanisme agar tidak berlebihan serta jumlah asam lambung yang terdapat di dalam lambung tetap dalam keadaan normal. Namun, ketika ada ketidakseimbangan antara mekanisme penghambat serta mekanisme pengeluaran, maka akan berdampak pada tingginya asam lambung. Yang mana tingginya asam lambung ini akan menimbulkan penyakit lainnya seperti maag, maag kronis, bisa juga menyebabkan tukak lambung.

Banyak orang yang memiliki kadar asam lambung tinggi di dalam sistem pencernaannya. Namun, banyak di antaranya yang tidak menyadari akan keadaan tersebut. Hal ini disebabkan karena ketidakpahaman mereka akan gejala yang muncul saat asam lambung naik, terlebih lagi usaha dalam mencari pengobatan yang tepat.

Nah, untuk mengetahui lebih jelas tentang asam lambung, baik itu penyebab, gejala dan cara pengobatan, simak terus pembahasannya di sini.

Penyebab Asam Lambung Naik

Lower esophageal sphincter(LES) adalah lingkaran otot yang terdapat di bagian bawah esofagus yang memiliki fungsi sebagai penjaga gerbang. Ketika seseorang sedang makan, otot LES ini akan menjadi rileks, serta membiarkan makanan yang dikonsumsi masuk ke dalam perut. Setelah makanan masuk ke dalam perut, otot LES ini akan menjadi tegang, ia akan menutup kembali supaya asam lambung dan makanan yang sudah masuk ke dalam perut tidak kembali lagi ke esofagus atau kerongkongan.

Pages ( 1 of 2 ): 1 2Berikutnya »

Tinggalkan komentar

Show Buttons
Hide Buttons