Ketahui Tips Penting Menyalurkan Kemarahan Anak

Dan pada usia sekolahlah stereotip gender mulai mempengaruhi ekspresi emosi anak. Ketika anak berada di lingkungan sekolah, misalkan anak laki-laki dituntut untuk tidak menangis atau menunjukan rasa takut. Sementara anak perempuan akan diprotes jika melakukan hal-hal brutal ketika amarahnya muncul. Emosi atau amarah yang muncul pada anak biasanya dipicu karena anak merasa kalah atau digagalkan, banyak anak yang bereaksi amat keras dengan membanting atau merusak benda yang ada disekitarnya.

Hal ini terjadi karena mereka belum bisa mengatasi emosi negatif yang begitu kuat dengan cara yang benar, untuk itulah mereka mereka akan cenderung memunculkannya dengan mengganggu ataupun mencari-cari perhatian orantuanya serta berperilaku dengan cara yang tidak dapat diterima secara sosial. Hal seperti ini tentunya tidak dapat dibiarkan berlalu seperti itu terus-menerus. Karena anak, bisa saja menjadiakn perilaku buruk ini menjadi sebuah kebiasaan ketika amarahnya muncul. Lantas bagaimana cara yang baik yang bisa dilakukan oleh para orangtua untuk menyalurkan kemarahan anak?

Parang orangtua mungkin akan kesulitan mengantisipasi dna menyadari bahwa hal yang mereka anggap sepele bisa justru memicu kemarahan anak dan ketika seorang anak marah mereka akan mengungkapkan hal itu sehingga kemarahannya dirasakan oleh orang lain disekitarnya. Ketika hal ini terjadi, anda mungkin terkejut, namun anda bisa membantu mereka menyalurkan amarahnya dengan melakukan hal-hal berikut :

1.    AjakIah Untuk Bermain

Perilaku anak ketika marah terkadang sulit untuk dikendalikan. Berlari-lari, mengganggu orang lain bahkan mencari perhatian orangtua adalah cara yang kerap mereka lakukan untuk menunjukan kemarahannya. Namun ketika orangtua memahami dan mampu memalingkan amarah anak pada sesuatu yang ia senangi akan bermanfaat untuk menyalurkan amarahnya. Ketika perilaku buruk mulai dinampakan, sebaiknya jangan memarahinya didepan umum, hal ini malah akan membuatnya beraksi lebih aktif. Ajaklah ia untuk bermain dengan mainan kesukaannya atau hal yang baru saja dijumpainya. Dengan begitu perhatian anak akan teralihkan dan perlahan amarahnya tersebut akan teredam dan terlupakan.

2.    Izinkan Anak Menampilkan Ekspresi Kemarahan Dengan Baik

Bila anak marah, izinkan mereka untuk mengungkapkan emosi yang tampil didirinya dengan baik, misalkan menampilkan wajah marah sambil berkata ‘aku marah’. Biarkan mereka berlaku demikian, hal ini lebih baik daripada membiarkan anak menyealurkan kemarahannya dengan berteriak apalagi memukul-mukul orang yang menjadi sumber kemarahannya.

Pages ( 1 of 2 ): 1 2Berikutnya »

Tinggalkan komentar

Show Buttons
Hide Buttons