Jadi Orangtua Cerdas, Kenali Mitos Pengasuhan Ini Tidak Selalu Tepat Diberikan Pada Anak

Setiap orangtua tentunya menginginkan memiliki buah hati yang cerdas, pintar dan berbudi pekerti yang luhur dengan menjungjung tinggi moralitas dan etiknya dimasyarakat. Akan tetapi melahirkan anak dengan sifat dan sikap yang demikian tentunya tidak didapatkan dengan mudah seperti menjentikan jari tangan. Diperlukan usaha dan perjuangan dimana segala sikap dan usaha yang dilakukan oleh orangtua akan mempengaruhi dan menjadi penentu karakter yang terbentuk dalam diri anak.

Mengasuh dan mendidik anak dalam keluarga tentunya tidak dilakukan dengan semena-mena dan semau sendiri, ada ilmu dan trik parenting tertentu yang masing-masing calon orangtua tentunya baik secara langsung maupun tidak langsung sudah mempersiapkan ilmu tersebut.

 kenali mitos parenting

Meskipun, sepasang orangtua dalam keluarga sudah menerapkan ilmu parenting yang terbaik untuk anak-anak dalam keluarganya, tidak semua akan memiliki hasil yang sama. Setiap anak dalam keluarga tentunya memiliki karakter dan sifat yang berbeda. Meskipun karakter dan sikap pada diri seseorang tidak terbawa dari lahir, melainkan merupakan bagian dari pembentukan karakter yang diberikan oleh orangtuanya. Tetap saja, kita tidak bisa memungkiri, bahwa ada sebagian dari karakter dan sikap pada diri anak yang rasanya sulit kita taklukan. Tak heran, jika saat ini banyak orangtua yang rela mengupayakan segala cara bahkan sampai menghabiskan banyak uang untuk mendapatkan nasihat dari para pakar parenting agar bisa menerapkan pola pengasuhan yang tepat untuk anak-anak dalam keluarganya.

Sementara itu, sebagian besar orangtua banyak menghabiskan waktunya untuk belajar di internet dan mencari banyak sumber mengenai cara mendidik dan pola pengasuhan anak. Ada juga sebagian yang mempercayai beberapa mitos pengasuhan anak-anak dan menerapkannya dalam keluarga. Mitos parenting atau pola pengasuhan anak tersebut umumnya mereka dapatkan sebagai bagian dari budaya yang sudah dilakukan oleh keluarga atau orang-orang terdahulu mereka, sehingga mau tidak mau hal ini sudah menjadi bagian dalam kehidupan mereka yang harus mereka terapkan pada anak-anaknya. Tanpa disadari orangtua mengabaikan manfaat yang mereka dapatkan dari menerapkan metode pengasuhan yang demikian.

Pola pengasuhan orangtua terhadap anak-anaknya adalah hal yang akan senantiasa menentukan karakter dan kepribadian yang muncul dalam diri anak. Untuk itulah, memilih dan menerapkan pola pengasuhan yang terbaik adalah hal yang harus senantiasa dimiliki oleh orangtua. Nah, agar orangtua tidak terjebak dengan metode pengasuhan yang dianggap mitos yang mana metode tersebut tidaklah selalu benar, maka kita simak apa sajakah mitos pengasuhan anak berikut ini.

1. Menjadi Orangtua Maka Kehidupannya Akan Kacau dan Kelelahan

Salah satu mitos yang paling sering kita dengar adalah mitos menjadi seorang orangtua. Banyak yang mengatakan bahwa dengan menjadi orangtua, kehidupan baru akan dimulai, kehidupan yang dihiasi dengan banyak kegiatan rumah tangga yang melelahkan. Belum lagi, kehidupan ini akan terasa begitu kacau ketika anda harus dihadapkan dengan anak-anak yang rewel dan selalu mau menang sendiri. Inilah setidaknya mitos yang begitu populer, saking populernya mitos ini kerap kali menjadi tontonan dalam sinetron atau film-film dimana mereka semakin mendramatisirnya dengan cerita-cerita rekaan yang menyedihkan. Namun tentunya hal ini tidaklah benar.

Menjadi orangtua bukanlah sebuah keputusan yang buruk dan menyedihkan. Orangtua adalah peran yang hebat dan status yang mulia. Disinilah awal kehidupan seseorang yang sebenarnya dimulai. Dengan memutuskan menjadi orangtua, maka anda akan merasakan pengalaman dan pelajaran yang berharga bagaimana mencintai orangtua yang telah melahirkan kita dan merasakan tanggung jawab mendidik dan membesarkan anugerah anak dari Tuhan.

Selain itu, ada banyak trik khusus agar kegiatan mengasuh anak bisa menjadi hal yang menyenangkan dan membawa damai dalam hari-hari anda, yakni dengan mengatur rutinitas dan disiplin kepada anak-anak agar mereka bisa menjadi lebih penurut.

Pages ( 1 of 2 ): 1 2Berikutnya »

Tinggalkan komentar

Show Buttons
Hide Buttons