Diet Mediterranean, Pola Diet yang Buat Wanita Panjang Umur


Apakah Diet Mediterranean?

Diet Mediterranean adalah gaya hidup dimana selera yang baik memenuhi kesehatan yang baik. Sejatinya, tidak ada diet Mediterania tunggal. Sebaliknya, setiap wilayah di seluruh Eropa-mulai dari Spanyol hingga Timur Tengah-mengkustomisasi diet dasar untuk mengambil keuntungan dari ketersediaan pangan dengan preferensi budaya. Kemiripannya termasuk ketergantungan pada makanan nabati seperti sayuran, kacang-kacangan, buah zaitun, minyak zaitun, buah-buahan, dan biji-bijian bersama dengan makanan berprotein seperti telur, unggas, ikan, keju dan yogurt. Makanan tersebut kemudian dapat membentuk dan menyediakan gizi seperti ribuan mikronutrien, vitamin, mineral, antioksidan dan serat yang nanti amat penting untuk melindungi dan menjaga kesehatan tubuh. Pada para pelaku diet mediterania, biasanya kebanyakan dari mereka hanya mengkonsumsi makanan seperti lemak jenuh, sodium, makanan dengan kandungan gula dan daging dengan jumlah kecil. Dan biasanya konsumsi terhadap kacang-kacangan, buah-buahan dan sayuran lebih mereka utamakan. Tak hanya itu, para pelakunya terbiasa menjalankannya dengan disertai dengan pola hidup yang sehat seperti rajinnya melakukan olah raga fisik yang teratur.

Dibuktikan Dengan Riset

Baru-baru ini sebuah studi yang dipublikasikan Annals Of Internal Medicine menyatakan, perempuan yang menjalankan diet mediterania dengan mengonsumsi 40 persen lebih banyak lemak sehat memiliki kemungkinan hidup hingga usia di atas 70 tahun lebih besar dibandingkan mereka yang tidak menerapkan pola diet ini. Studi lain yang dilakukan oleh para peneliti dari Harvard School of Public Health and Brimingham and Women’s Hospital di Boston melakukan uji kuesioner pada sekitar 10.670 wanita yang berusia 50 hingga 60 tahun, mereka kemudian ditanyai seputar kebiasaan makan, kesehatan dan aktivitas fisik yang biasa mereka lakukan sehari-hari. Studi jangka panjang tersebut berlangsung dari tahun 1984 hinggat tahun 1986. Lima belas tahun berlangsung, para peneliti kemudian mengumpulkan kembali para responden yang sama untuk kembali mengisi kuesioner lanjutan. Hal tersebut dilakukan guna mengetahui kesehatan fisik dan mental mereka setelah sekian lama.

Pages ( 1 of 2 ): 1 2Berikutnya »

Tinggalkan komentar

Show Buttons
Hide Buttons