Bunda, Si Kecil Pun Berhak Membela Dirinya, Ketahui Sikap yang Harus Dilakukan Orangtua

Bunda, apa yang biasanya bunda katakan pada si buah hati sata mereka disakiti atau dinakali oleh teman-temannya?

Ya, dunia anak adalah dunia bermain, bergembira bersama, tertawa riang, bermain berkelompok adalah hal yang amat disenangi anak-anak. Hal inilah yang akan membuat anak-anak ceria dan gembira. Tak pelak, wajah sumringah dan ekpresi bahagia seringkali tergambar di wajah si kecil saat mereka berada bersama dengan teman-temannya. Sampai senangnya, anak-anak akan merasa kehadiran orangtua yang mengawasi mereka membuat si anak merasa tak nyaman dan meminta kita untuk meninggal mereka bersama dengan teman-temannya.

Memang menyenangkan saat anak-anak bisa bermain dan ceria dengan teman-temanya. Hanya saja, waktu bermain dan kecerian ini hanya berlangsung beberapa menit dan tiba-tiba si anak akan pulang dengan wajah murung dan tangisan di wajahnya. Ketika ditanya apa penyebabnya, si anak akan menyatakan berbagai alasan mulai dari ditinggalkan oleh teman-temannya, dijauhi, dikatai atau bakan sampai disakiti. Nah, jika sudah begini tak jarang kita sebagai orangtua akan merasa khawatir dan kasihan terhadap si buah hati. Selain itu, ketika si anak bermasalah dengan teman-temannya, umumnya si anak akan cenderung rewel. Hal ini pun dipicu berbagai hal mulai dari si anak merasa bosan, kesepian dan lain sebagainya.

anak berhak membela diri

Bnayak orangtua yang melarang anak-anak mereka untuk melakukan “pembalasan” atas apa yang dilakukan oleh teman-temannya dan lebih memilih si anak untuk mengalah bila dipukul atau dinakali oleh teman atau sadudara-saudaranya. Hal ni tentu saja dimaksudkan untuk beberapa hal seperti menghindari pertengkaran yang lebih parah, mengajarkan anak untuk memaafkan dan bahkan membuat mereka belajar bagaimana mengalah. Bukan saja itu, ketika si kecil melakukan pembalasan dengan memukul, kita justru malah akan ketakutan bahwa perilaku ini tertanam dalam diri anak dan yang akhirnya justru si anaklah yang akan di cap sebagai anak nakal.

Namun bunda, tahukah anda. Sama halnya dengan orang dewasa, anak-anak pun memiliki hak untuk membela dirinya atau melakukan pembelaan diri ketika dirinya merasa dalam bahaya atau merasa hak-haknya dilanggar. Mudah melakukan pembalasan terhadap perbuatan anak nakal lain memang bukanlah perbuatan yang baik, akan tetapi terus-terusan mengalah pun, lebih tidak baik lagi. Apalagi dampak ini akan dirasakan anak saat mereka dewasa kelak.

Ketika anak terus-terusan diminta untuk mengalah, bukan tidak mungkin hal ini akan menumbuhkan pribadi dan karakter yang buruk pada anak, diantaranya adalah mental anak yang lemah, atau kemungkinan membaut mentalnya lebih keras dan menjadikan mereka seorang pemberontak. Hal ini tentunya muncul dikarenakan anak merasa tertekan akibat keluhannya tidak pernah didengarkan.

Selain itu, anak-anak yang tidak pernah diajarkan tentang harga diri atau self esteem bukan tidak mungkin akan melahirkan anak yang tumbuh menjadi anak-anak yang rendah diri, memiliki kepercaya dirian yang rendah, tidak percaya pada kemampuan yang dimilikinya, cengeng dan bahkan tumbuh menjadi seorang pengecut atau sebaliknya anak-anak akan cenderung menjadi pribadi yang egois, menindas anak-anak lemah, pembohong dan lain sebagainya.

Lantas seperti apa sih sikap yang bisa diberikan oleh orangtua saat anak-anak disakiti, dinakali atau bahkan dikerjai oleh teman-temannya? Nah, beberapa hal ini akan bisa anda terapkan pada si kecil.

Sikap yang Bisa Diberikan Orangtua Pada Si Kecil Dalam Rangka Membela Dirinya

1. Cari Tahu Penyebabnya

Ketika anda mendapati buah hati anda pulang dengan tangisan dan ekspresi murung di wajahnya, lantas ketika anda menanyakan apa alasannya, anak lalu menjawab dilatar belakangi karena pertengkaran bersama denga teman-temannya. Dari sini, maka jangan terburu untuk langsung memihak salah satu anak dan memarahi anak yang lain.

Sebaiknya, cari dan telaah terlebih dahulu apa penyebabnya. Untuk melakukan hal ini anda bisa mengajak anak pada teman-temannya dan menanyakan pada teman-temannya mengapa anak anda menangis. Setelah itu, lantas tanyakan pada anak betulkah demikian.

Pages ( 1 of 2 ): 1 2Berikutnya »

Tinggalkan komentar

Show Buttons
Hide Buttons